Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Eks-Menteri Israel: Kita di Ambang Kehancuran, Hamas Tetap Pegang Kendali Penuh di Gaza

Intinya adalah meskipun pencapaian taktis telah dicapai oleh pasukan IDF di lapangan, Kabinet Perang gagal total dalam target perang

khaberni
Barisan petempur Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas, dalam sebuah parade militer. Al-Qassam bersama faksi lain gerakan perlawanan melancarkan operasi gabungan yang menyerang Tentara Israel di Rafah dan Jabalia. 

Eks-Menteri Israel: Kita di Ambang Kehancuran, Hamas Tetap Pegang Kendali Penuh di Gaza

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Menteri Kehakiman di negara pendudukan, Haim Ramon, mengatakan kalau Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas masih tetap teguh di Gaza meskipun mengalami kerusakan yang parah.

Pada kenyataannya, kata dia, Hamas telah mampu membangun kembali kendali militernya di setiap wilayah dimana pasukan tentara Israel telah ditarik.

Baca juga: Intelijen Israel: Berbulan-bulan Gempuran Total di Gaza, Hamas Mustahil Dihancurkan

"Dan kita sekarang berada di ambang kehancuran atas kekalahan strategis," katanya dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh surat kabar Ibrani, Maariv.

Dia menjelaskan, tentara Israel (IDF) sebelumnya mengklaim telah membongkar kemampuan militer Hamas di Jabalia, namun kemudian terkejut bahwa para petempur Hamas masih ada di sana.

"Dan ketika kita pergi lagi (menyerang kembali), kita akan menemukannya lagi (di sana)," katanya.

Baca juga: Jenderal Top Pentagon Ungkap Kebodohan Berulang Strategi Militer Israel di Gaza: Hamas Itu Ideologi

Ramon berkata, Hamas secara nyata masih memegang kendali penuh atas Jalur Gaza, termasuk urusan sipil dan distribusi bantuan kemanusiaan.

Pasukan Israel menurunkan rekan mereka yang terluka dari helikopter setelah dievakuasi dari medan pertempuran di Jalur Gaza. Milisi Perlawanan Palestina, Hamas Cs, dilaporkan membangun kembali kekuatan mereka di berbagai area yang sebelumnya diklaim IDF sudah dikuasai. Jabalia dan Beit Hanoun di Gaza Utara, menjadi medan perang sengit yang membuat jatuh banyak korban di kedua kubu.
Pasukan Israel menurunkan rekan mereka yang terluka dari helikopter setelah dievakuasi dari medan pertempuran di Jalur Gaza. Milisi Perlawanan Palestina, Hamas Cs, dilaporkan membangun kembali kekuatan mereka di berbagai area yang sebelumnya diklaim IDF sudah dikuasai. Jabalia dan Beit Hanoun di Gaza Utara, menjadi medan perang sengit yang membuat jatuh banyak korban di kedua kubu. (khaberni/HO)

Kekalahan Startegis

Mengenai para tahanan, mantan menteri Israel itu menyatakan kalau kebanyakan dari mereka masih berada di Gaza.

"Dan pernyataan bahwa tekanan militer akan membawa mereka kembali adalah tidak benar," kata dia.

Dia menekankan bahwa perang Israel di Jalur Gaza tidak mencapai tujuan yang dinyatakan, dan bahwa Dewan Perang Israel membanjiri masyarakat Israel dengan 'setengah kebenaran'.

"Intinya adalah meskipun pencapaian taktis telah dicapai oleh pasukan IDF di lapangan, Kabinet Perang dan Staf Umum gagal total dalam mencapai tujuan perang, dan kita sekarang berada di ambang kekalahan strategis," katanya

Dia menunjukkan bahwa Hamas masih mampu meluncurkan roket dan mengancam pemukiman.

Adapun ulasan artikel tersebut menyatakan:

Setelah melakukan segala kesalahan yang mungkin terjadi dalam perang ini, Kabinet Perang dan Staf Umum bertekad untuk terus melakukan hal yang sama. Penolakan anggota Kabinet Perang dan Kepala Staf untuk mengakui kegagalan besar Peristiwa 7 Oktober diperburuk oleh keterbelakangan strategis yang besar yang mendorong mereka untuk terus mempromosikan kepada publik bahwa kita selangkah lagi dari “kemenangan penuh”, sementara kita selangkah lagi dari kekalahan strategis.

Tank-tank Pasukan Israel (IDF) menyemut jelang invasi besar-besaran mereka ke Rafah, Gaza Selatan. Israel menilai Rafah yang juga hunian jutaan pengungsi, adalah benteng terakhir gerakan Hamas di Jalur Gaza.
Tank-tank Pasukan Israel (IDF) menyemut jelang invasi besar-besaran mereka ke Rafah, Gaza Selatan. Israel menilai Rafah yang juga hunian jutaan pengungsi, adalah benteng terakhir gerakan Hamas di Jalur Gaza. (khaberni)

Minta Kendali Gaza Tetap Ada di Israel

Mantan menteri tersebut juga menyinggung soal rencana 'The Day After' yang sejauh ini menimbulkan perpecahan di internal Dewan Perang Israel.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved