Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Presiden Iran Sebut Peringkusan Mahasiswa Pro-Palestina di AS Tunjukkan Watak Negeri Barat yang Asli

Raisi juga menambahkan bahwa tindakan keras terhadap protes dan penangkapan mahasiswa dan akademisi menunjukkan sikap munafik pemerintah AS

Penulis: Bobby W
Editor: Tiara Shelavie
AFP/ATTA KENARE
Presiden Iran Ebrahim Raisi menghadiri parade militer tahunan negara di Teheran pada 17 April 2024. pada hari Minggu (28/4/2024) selama sesi kabinet di Tehran Presiden Iran, Ebrahim Raisi, mengecam keras tindakan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang melakukan penangkapan kepada ratusan mahasiswa yang melakukan aksi mendukung Palestina di sejumlah Universitas terkemuka di Negeri Paman Sam.( ATTA KENARE/AFP) 

Desakan itu ia bagikan melalui unggahan di akun X-nya pada hari Rabu.

"Berita yang berkaitan dengan penindasan massal dan penangkapan mahasiswa dari universitas-universitas Amerika oleh polisi karena dukungan mereka terhadap rakyat Palestina adalah pelanggaran keras terhadap hak suara, kebebasan berekspresi, dan hak asasi manusia," buka Nasser.

Ia menilai langkah AS tersebut adalah bentuk pembungkaman kebebasan bersuara dan berdemokrasi yang selama ini menjadi fondasi bagi negara Paman Sam.

"Aksi ini menyebabkan kekhawatiran di banyak kalangan untuk mengeluarkan opini publik di seluruh dunia," tulis Naser 

"Adalah penting bagi pemerintah AS, untuk mematuhi kewajibannya terkait hak asasi manusia, hal ini diperlukan untuk menjamin kebebasan berekspresi dan berkumpul bagi mahasiswa dan profesor universitas serta menghormati tuntutan dan hak-hak hukum mereka," tambahnya.

"Dengan menciptakan atmosfer penyekapan dan membungkam para pengunjuk rasa, peran dukungan dan utama pemerintah Amerika bagi genosida terhadap rakyat Palestina oleh rezim Zionis tidak akan terhapus," katanya.

Baca juga: Derita Warga Gaza gara-gara Serangan dan Pengepungan Israel: Minum Air yang Tidak Bersih

Reaksi Joe Biden terkait Penangkapan Mahasiswa AS Pro-Palestina

Menanggapi kontroversi penangkapan mahasiswa di Columbia University tersebut. Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, pun menggelar pertemuan dengan Anggota DPR Alexandria Ocasio-Cortez dan dua anggota parlemen liberal terkemuka lainnya yang menentang perang Israel di Jalur Gaza.

Joe Biden ditemani Senator Bernie Sanders dan Ed Markey ketika memasuki ruang Oval pada Selasa (23/4/2024) untuk membahas aspirasi dari rakyatnya di tengah gelombang protes mahasiswa AS.

"Saya sudah lama belajar untuk mendengarkan wanita itu," kata Joe Biden merujuk pada Ocasio-Cortez, yang bulan lalu mengkritik Joe Biden karena dukungannya terhadap genosida Israel di Gaza.

"Kami juga akan berbicara lebih banyak tentang belahan dunia lain," lanjutnya.

Pertemuan itu digelar setelah protes para mahasiswa di kampus-kampus AS, termasuk Yale, Columbia, New York dan universitas lain yang menolak dukungan AS untuk Israel.

Lebih dari 100 mahasiswa yang mengikuti demonstrasi tersebut ditangkap.

Mengkritik Israel Bukanlah Anti-Semitisme

Sebelumnya, Joe Biden mengatakan pemerintah AS harus melindungi komunitas Yahudi, merujuk pada gelombang demonstrasi diakhirinya agresi Israel di Jalur Gaza.

“Bahkan dalam beberapa hari terakhir, kita telah menyaksikan pelecehan dan seruan untuk melakukan kekerasan terhadap orang Yahudi. Anti-Semitisme yang terang-terangan ini tercela dan berbahaya, dan sama sekali tidak memiliki tempat di kampus universitas, atau di mana pun di negara kita,” katanya, Minggu (21/4/2024).

Sementara itu, pengorganisir mahasiswa Universitas Columbia menolak tuduhan anti-Semitisme yang dilontarkan Joe Biden.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved