Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Di Balik Meredanya Konflik Iran-Israel, Apa Peran AS untuk Cegah Perang Baru?

Seorang analis menjabarkan peran AS untuk meredakan konflik Iran dan Israel sehingga tidak menjadi perang baru di kawasan itu.

Kolase Tribunnews/AFP
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (kiri); Presiden AS, Joe Biden (tengah); Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei (kanan). 

Di sisi lain, AS meminta Israel untuk merespons serangan balasan Iran dengan 'lebih lunak' untuk meredakan ketegangan, seperti diberitakan The Cradle.

Pada 19 April 2024, terjadi ledakan di dekat situs nuklir Iran di Isfahan, yang dikaitkan sebagai respons Israel terhadap Operasi Janji Sejati yang diluncurkan Iran.

Namun, Iran mengatakan ledakan itu hanya diakibatkan oleh tiga drone quadcopter kecil yang ditembak jatuh.

Seorang analis Iran mengatakan drone itu ditembakkan dari dalam wilayah Iran dan bukan serangan dari luar negeri, yang berupaya mematahkan narasi bahwa itu adalah serangan dari Israel.

Presiden AS, Joe Biden (kiri); Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei (kanan).
Presiden AS, Joe Biden (kiri); Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei (kanan). (Kolase Tribunnews/AFP)

Iran, Israel, AS Tak Mau Berperang

Sementara itu, banyak pemimpin militer Israel dan opini publik di Israel mengatakan tidak ingin berkonflik serius dengan Iran.

Sadegh Zibakalam mengatakan pemerintah dan militer Israel sudah cukup mendapat tekanan dalam agresinya di Jalur Gaza dan kegagalan mencegah Operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Menurutnya, menghadapi banyak perang dapat mengancam kekuasaan para pemimpin di Israel, sehingga lebih baik menghindari perang baru dengan Iran.

"Dalam serangan yang sama di Isfahan, kita melihat bahwa Israel berusaha sekuat tenaga untuk memperkecil dimensinya dan Republik Islam juga berusaha memperkecil dimensinya," katanya.

"Hal ini karena Israel ingin memberitahu Iran bahwa 'Anda harus tidak merespons karena Anda tidak terkena pukulan sekeras itu'," lanjutnya.

Ia menekankan bahwa tidak satupun dari ketiga pihak yang menginginkan perang.

Terutama karena mereka tidak siap dengan risiko korban jiwa dan masalah lainnya, termasuk kemungkinan tidak mempunyai peluang untuk memenangkan perang seperti itu.

Akar Hubungan Israel dan Iran

Hubungan Israel dan Iran memburuk setelah revolusi Iran pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomenei.

Revolusi tersebut menumbangkan kekuasaan Syah (Raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi, yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS), Inggris, dan mitra Israel.

Setelah revolusi Iran, Israel menuduh Iran yang menerapkan kebijakan anti-Israel, telah mendanai front perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi, kelompok perlawanan Irak, Lebanon, dan Suriah untuk melawan Israel, sebuah tuduhan yang dibantah Iran.

Ketegangan Iran dan Israel baru-baru ini terjadi di tengah perang Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved