Rabu, 1 Oktober 2025

Festival Seks di Korsel Didemo Warga, Dianggap Rusak Moral

Panitia membayangkan 5.000 orang berbondong-bondong melihat aktor dan aktris porno Jepang favorit mereka.

Editor: Hasanudin Aco
Via BBC
Kelompok Suwon's Women's Hotline menilai industri seks mendorong kekerasan terhadap perempuan. 

Wali kota setempat mengecam acara tersebut karena diadakan di dekat sebuah sekolah dasar dan pihak berwenang mengancam akan mencabut izin lokasi jika acara tetap dilaksanakan.

Lokasi acara pun mundur sebagai tempat penyelenggaraan festival.

Lee berkeras berpindah lokasi, namun rangkaian kejadian serupa tetap terjadi. Otoritas menuduh festival tersebut "menanamkan pandangan menyimpang tentang seks" dan mendesak acara dibatalkan.

Lee tidak putus asa. Dia memutuskan menggelar festival di sebuah kapal yang berlabuh di pinggir sungai di Seoul.

Namun, setelah mendapat tekanan dari dewan kota, pemilik kapal mengancam akan membuat barikade dan memutus aliran listrik jika promotor tetap melanjutkan festival tersebut.

Setiap berpindah tempat, Lee harus mengurangi elemen acara karena pemegang tiket meminta pengembalian dana, yang menyebabkan dirinya mengalami kerugian setara miliaran rupiah.

Ketika hampir kehabisan pilihan, Lee menemukan sebuah bar bawah tanah kecil di lingkungan mewah Gangnam di Seoul yang dapat menampung sekitar 400 orang. Kali ini dia merahasiakan lokasinya.

Dewan Kota Turun Tangan

Dewan kota lantas menulis surat kepada ratusan pemilik restoran di sana yang memperingatkan restoran mereka bisa ditutup jika menjadi tuan rumah festival tersebut.

Dewan kota menyebut festival itu "berbahaya secara moral". Namun, pemilik bar tidak gentar dan festival bisa berlangsung.

Namun, sehari sebelum acara digelar, para bintang porno Jepang mundur sebagai pengisi acara. Agensi mereka mengatakan reaksi buruk terhadap festival tersebut "mencapai puncaknya" dan para bintang porno khawatir akan diserang bahkan ditikam.

Dari kantornya di Gangnam, Lee mengatakan kepada BBC bahwa dia terkejut bahwa rangkaian kejadian ini bisa berujung ke "suatu perubahan yang tidak terpikirkan". Bahkan, dia mengaku telah menerima ancaman pembunuhan.

"Saya telah diperlakukan seperti penjahat tanpa melakukan sesuatu yang ilegal", katanya, seraya menambahkan bahwa festival tersebut berlangsung sesuai dengan aturan yang berlaku.

Acara itu, klaimnya, tidak menampilkan ketelanjangan atau tindakan seksual, serupa dengan acara yang dia adakan tahun lalu yang kurang mendapat sorotan publik.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved