Konflik Palestina Vs Israel
Sebut Israel Negara Sampah, Jutaan Pemukim Eksodus: Permintaan Paspor Barat Naik 5 Kali Lipat
sekitar 5 juta orang Israel sudah memiliki paspor kedua, yaitu hampir setengah dari populasi. Jutaan pemukim eksodus karena takut Perang Gaza
Konflik Gaza juga telah mengurangi imigrasi ke Israel secara signifikan.
Otoritas Kependudukan dan Imigrasi memperkirakan, 370 ribu orang meninggalkan Israel dalam dua bulan terakhir. Menurut laporan majalah Israel Zman, sebanyak 230.309 pada Oktober dan 139.839 pada November.
Sekitar 600 ribu warga Israel bepergian ke luar negeri untuk berlibur sebelum pecahnya perang Gaza. Sementara hampir 370 ribu lainnya berangkat setelah konflik.
Hampir 301,982 orang Israel kembali ke Israel pada Oktober dan 194,016 pada November.
“Angka tersebut menunjukkan bahwa jumlah warga Israel yang pergi dan tidak kembali diperkirakan sekitar 470 ribu orang,” kata laporan Zman.

Tolak Wajib Militer
Satu di antara penyebab lain dari eksodus jutaan warga pemukim Israel ke luar negara pendudukan itu adalah karena keengganan mengikuti wajib militer
Pada Februari silam, sebanyak 30.000 warga Israel dilaporkan memenuhi Bandara Ben Gurion untuk berebut penerbangan demi bisa meninggalkan ibu kota Tel Aviv, di tengah memanasnya perang antara Israel dan Hamas.
Informasi tersebut diketahui publik lewat laporan yang dirilis dari The Times of Israel yang menyebut bahwa sekitar 30.000 orang pada akhir pekan kemarin memadati Bandara Ben Gurion agar dapat kabur meninggalkan Israel.
Sejauh ini belum diketahui destinasi terbesar dari lonjakan yang terjadi di bandara Ben Gurion. Namun alasan dari kaburnya puluhan ribu warga Israel itu agar mereka bisa melarikan diri dari tugas dinas cadangan (reserve duty) untuk mengisi kekosongan personil di jalur Gaza.
Baca juga: Diklaim Telah Ditumpas Habis oleh Israel, Nyatanya Hamas Comeback, Kembali Berkuasa di Gaza Utara
Sebelum perang pecah pada 7 Oktober 2023, Bandara Ben Gurion rata-rata hanya melayani 500 penerbangan per setiap harinya, namun setelah agresi memanas bandara Ben Gurion mulai dibanjiri warga Israel yang ingin meninggalkan negaranya agar tak ditugaskan perang.
Data dari Otoritas Kependudukan dan Imigrasi Israel yang menunjukan hampir setengah juta warga Israel meninggalkan negaranya sejak 7 Oktober.
Bahkan sebanyak 470.000 warga Israel juga dilaporkan pergi ke luar negeri tanpa ada kepastian apakah mereka akan kembali atau tidak.
Sejak saat itu pemerintah menaikan premi asuransi hingga sejumlah maskapai menghentikan layanannya di sejumlah bandara di Israel. Kecuali maskapai El Al, Arkia, dan Israir yang telah diasuransikan oleh Inbal Insurance Co. yang dimiliki oleh pemerintah.
Masalah ini membuat bandara Ben hanya dapat melayani 100 penerbangan per hari, dan berdampak pada amblasnya sektor pariwisata asing maupun domestik di Israel.
“Perang tidak hanya tragis, tapi juga mahal. Dampaknya terhadap pariwisata, misalnya, sangat nyata dan tidak bisa diabaikan,” jelas kolumnis teknologi dan penasihat startup yang berbasis di Beit Shemesh, Israel, Hillel Fuld.
Baca juga: Populer Internasional: Hamas Kerahkan Polisi di Gaza - Inggris Ingin Kirim Tentara NATO ke Ukraina
Konflik Palestina Vs Israel
Wanda Hamidah Berlayar ke Gaza Palestina, Siap Lahir Batin Jadi Relawan Perempuan Satu-satunya |
---|
Peringati Satu Tahun Serangan Pager, Hizbullah Puji Ketabahan Para Korban |
---|
Pertama Kalinya, Pimpinan Hamas Buka Suara soal Detik-detik Serangan Israel di Doha |
---|
Demi Merebut Gaza, Israel Buka Rute Baru untuk Usir Warga Palestina |
---|
Erdogan Menyerukan Persatuan Islam, Samakan Netanyahu dengan Adolf Hitler |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.