Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Umat Kristen di Yerusalem Hadiri Ibadah Minggu Palma dengan Latar Belakang Perang

Ribuan umat Kristiani di Yerussalem menghadiri ibadah perayaan Minggu Palma di Bukit Zaitun dengan latar belakang perang.

Tangkap Layar Twitter/X
Pra-Paskah di Yerusalem, Umat Kristen Hadiri Ibadah Minggu Palma dengan Latar Belakang Perang. Ribuan umat Kristiani di Yerussalem menghadiri ibadah perayaan Minggu Palma di Bukit Zaitun dengan latar belakang perang. 

TRIBUNNEWS.COM - Ribuan umat Kristiani di Yerussalem menghadiri ibadah perayaan Minggu Palma di Bukit Zaitun dengan latar belakang perang.

Jemaat memadati jalan sambil melambai-lambaikan dahan dan daun palem ke udara.

Daun palem tersebut merupakan simbol benda terakhir yang diletakkan di depan kaki Yesus saat Ia memasuki Yerussalem dan disambut orang banyak, menurut Alkitab.

Pada Minggu (24/3/2024), Gereja Makam Suci di Yerusalem – yang dihormati sebagai tempat penyaliban Yesus – juga mengadakan kebaktian.

Dikutip dari Ap News, perayaan tahun ini diadakan ketika perang Israel-Hamas berkecamuk di Gaza.

Konflik tersebut tampaknya tidak banyak berpengaruh pada prosesi tersebut.

Jumlahnya jemaat yang mengikuti kebaktian terbilang relatif sama dengan tahun lalu.

“Meski ada perang, menurut saya tidak ada ketegangan apa pun,” kata David Manini, peziarah asal Italia.

Perayaan ini menandai awal minggu paling suram dalam kalender Kristen, yang menandai penyaliban Yesus pada hari Jumat Agung dan kebangkitan-Nya pada hari Paskah.

“Saya di sini karena saya mengasihi Yesus Kristus,” kata Jennifer Weedon, yang melakukan perjalanan dari Amerika Serikat untuk menghadiri acara tersebut.

Sementara itu, menurut kantor berita Wafa, Israel melarang ribuan umat Kristen dari Tepi Barat yang diduduki untuk mengakses Yerusalem pada Minggu Palma.

Baca juga: Tanggal Merah Maret 2024, Ada Libur Nyepi, Wafat Isa Al Masih, hingga Hari Paskah

Sejak perang meletus, Israel mengalami penurunan besar dalam bidang pariwisata.

Perang dimulai pada 7 Oktober, ketika militan Hamas dari Gaza menyerbu Israel selatan, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 lainnya, Al Jazeera melaporkan.

Israel menanggapinya dengan perang udara dan darat - yang sampai sekarang terus berlanjut.

Kini korban jiwa di Palestina mencapai lebih dari 32.000 warga, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved