Jepang Ambyar, Negara Asia Ini Bakal Lampaui Jerman di Daftar Negara Ekonomi Terbesar di Dunia
Saat ini, Jepang tengah berjuang melawan resesi ekonomi yang disebabkan oleh devaluasi mata uangnya dan demografi lansianya.
Jepang Merosot, Negara Asia Ini Bakal Lampaui Jerman di Daftar Negara dengan Perekonomian Terbesar di Dunia
TRIBUNNEWS.COM - Data moneter internasional yang dirilis pada Kamis (15/2/2024) menunjukkan, Jepang secara resmi merosot ke posisi keempat dalam daftar negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Saat ini, Jepang tengah berjuang melawan resesi ekonomi yang disebabkan oleh devaluasi mata uangnya dan demografi lansianya.
Meskipun ekonominya secara nominal tumbuh sebesar 1,9 persen pada 2023, Jepang tertinggal dari Jerman yang mempertahankan produk domestik bruto (PDB) sebesar 4,5 triliun dolar AS.
Baca juga: Jepang Resesi, Jerman Naik Jadi Negara Ekonomi Terbesar Ketiga di Dunia
Adapun PDB Jepang berada pada angka 4,2 triliun dolar AS.
Kemerosotan ini disebabkan oleh melemahnya Yen terhadap nilai dolar.
Selama dua tahun terakhir, Yen melemah sehingga mengurangi keuntungan ekspor jepang.
Selama interval 2022-2023, nilai Yen turun seperlima terhadap dolar dan mengalami devaluasi sebesar 7 persen pada tahun lalu.
"Sejak tahun 1990-an, Jepang telah berpindah-pindah antara periode inflasi dan deflasi yang lamban dan terus mempertahankan suku bunga pada tingkat yang sangat rendah dalam upaya untuk meningkatkan perekonomiannya," tulis laporan tersebut.

Kekurangan Tenaga Kerja Produktif
Sejatinya Jerman dan Jepang sama-sama menghadapi kesulitan dalam meningkatkan perekonomian mereka.
Populasi lansia yang tidak produktif secara, tingkat ketergantungan yang tinggi pada ekspor, dan faktor kelangkaan sumber daya alam.
Khusus Jerman, perekonomian mereka juga terkena dampak signifikan dari kenaikan harga energi akibat perang Rusia-Ukraina.
Namun, kurangnya produktivitas tenaga kerja di Jepang telah memperbesar kerugian ekonominya, melebihi Jerman.
Meski memiliki pasar mobil murah yang mendatangkan keuntungan tinggi, Jepang tidak mampu menyeimbangkan keuntungan dengan jumlah kerugiannya.
Jepang belum mampu mengatasi masalah demografinya dengan mendorong angka kelahiran yang lebih tinggi, yang berdampak buruk pada aspek ekonomi tenaga kerja, sehingga menciptakan kekurangan tenaga kerja yang besar yang tidak dapat dipenuhi dengan menarik tenaga kerja asing.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.