Konflik Palestina Vs Israel
Israel Klaim Tundukkan 75 Persen dari Batalyon Hamas, Yahya Sinwar Disebut Dalam Pengejaran
Israel mengklaim, sebanyak 75 persen dari batalyon Hamas telah ditundukkan, pimpinan Hamas di Gaza Yahya Sinwar dilaporkan sedang dalam pengejaran
TRIBUNNEWS.COM - Peperangan atau operasi yang dilakukan tentara Israel di Gaza dikabarkan telah menumpas sebagian besar dari pasukan militan Hamas.
Israel mengklaim, sebanyak 75 persen dari batalyon Hamas telah ditundukkan.
Hal ini semakin memperluas wilayah jajahan Israel dengan melemahkan Hamas yang tersebar Gaza Utara hingga Gaza Selatan.
Jalur operasi tersebut rermasuk dengan jalur bawah tanah dan darat yang menjadi fokus operasi tentara Pauskan Pertahanan israel (IDF).
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pun menyebutkan, 18 dari total 24 batalyon tak lagi aktif.
“Kami berada di jalur menuju kemenangan total,” kata Netanyahu, dikutip dari FDD.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga menggambarkan Hamas berada di ambang kekalahan.
“IDF beroperasi dengan intensitas dan presisi tinggi, seiring kemajuan operasi darat dan mencapai tujuannya," jelasnya.
Dia mengatakan pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, sedang dalam pengejaran dan mengalami kesulitan berkomunikasi dengan sisa-sisa pasukan Hamas.
Selain itu, Benny Gantz, seorang pemimpin partai politik dan mantan Kepala Staf IDF yang merupakan bagian dari Kabinet Perang, juga membahas operasi lanjutan di Gaza dalam konferensi pers pada tanggal 6 Februari.
Baca juga: Negara Arab Bersatu, Suruhan AS Temui Presiden Palestina usai Ditolak Mentah Putra Mahkota Saudi
Saat berperang, dia menjelaskan, IDF terus beroperasi di Gaza utara tetapi akan segera mencapai Rafah, sebuah kota yang masih dikuasai Hamas di perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.
Gantz menambahkan, bantuan kemanusiaan harus sampai ke Gaza tanpa harus melalui tangan Hamas.
Dia mengisyaratkan Gaza tanpa Hamas, sebuah klaim yang telah dibuat oleh para pemimpin Israel sejak Oktober.
Sementara itu, meski diklaim telah ditumpas di Gaza Utara, Hamas nyatanya telah kembali berkuasa di Gaza utara.
Hamas telah mengerahkan petugas dan melakukan pembayaran gaji kepada pegawai negeri di Kota Gaza dalam beberapa hari terakhir.
Hamas bangkit kembali di Kota Gaza dan Jalur Gaza bagian utara, AP melaporkan pada tanggal 3 Februari, menyusul klaim berulang kali oleh tentara Israel bahwa sayap militernya telah ditumpas di sana.
Israel telah menarik sebagian pasukannya dari Gaza utara dalam sebulan terakhir.
Pada tanggal 1 Februari, lebih banyak pengungsi dari wilayah utara terjadi, menurut Anadolu Agency (AA), yang mengakibatkan munculnya kembali beberapa warga yang mengungsi.
Penduduk Kota Gaza dan seorang pejabat Hamas yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada AP bahwa kelompok tersebut telah menerjunkan petugas polisi dan melakukan pembayaran sebagian gaji kepada beberapa pegawai negeri di Kota Gaza dalam beberapa hari terakhir.

Brigade Qassam Hamas tidak berhenti beroperasi di utara sejak serangan darat dimulai dan terus menembakkan roket dari jalur utara meskipun ada upaya Israel untuk membungkam kemampuan militer perlawanan.
Harian Israel The Times of Israel mengatakan kebangkitan Hamas menyoroti ketahanan Hamas dan merupakan sinyal bahwa Israel belum memberikan pukulan telak kepada Hamas.
Awal Mula Perang Israel di Gaza
Mengutip Mint, perang Israel-Hamas dimulai dengan serangan multi-cabang Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.160 orang, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel .
Menurut laporan AFP, militan Hamas juga menyandera sekitar 250 orang.
Israel mengatakan 132 orang masih berada di Gaza, termasuk 29 orang yang diyakini tewas.

Bersumpah untuk melenyapkan Hamas, Israel melancarkan serangan udara balasan dan serangan darat yang telah menewaskan lebih dari 30.000 orang di Gaza .
PBB, kelompok hak asasi manusia dan badan amal menyesalkan situasi kemanusiaan yang disebut “bencana” di Jalur Gaza .
Kampanye Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, menghancurkan semua rumah sakit besar, dan membuat setengah dari 2,4 juta penduduknya mengungsi, sementara makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan berada dalam kondisi kekurangan yang parah.
Serangan hebat dan pertempuran berlanjut pada hari Selasa, dengan Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 107 orang tewas dalam 24 jam, termasuk enam polisi yang mengamankan truk bantuan.
(Tribunnews.com/Chrysnha)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.