Jumat, 3 Oktober 2025

William Lai Menangkan Pilpres Taiwan, Dibenci China

Lai, wakil presiden saat ini, berulang kali menghadapi serangan dari China, yang menyebutnya sebagai separatis berbahaya.

Penulis: Tiara Shelavie
Yasuyoshi CHIBA / AFP
Presiden terpilih Taiwan Lai Ching-te (kiri) berpidato di samping pasangannya Hsiao Bi-khim di luar markas Partai Progresif Demokrat (DPP) di Taipei pada 13 Januari 2024, setelah memenangkan pemilihan presiden. Kandidat dari partai yang berkuasa di Taiwan, Lai Ching-te, yang dicap sebagai ancaman terhadap perdamaian oleh China, memenangkan pemilihan presiden di pulau itu, sebuah pemungutan suara yang diawasi ketat dari Beijing hingga Washington. 

“Lai… akan membawa Taiwan semakin jauh dari perdamaian dan kemakmuran, dan semakin dekat dengan perang dan pembusukan,” kata Chen Binhua, juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, pada hari Kamis (11/1/2024).

Sementara itu, dalam pidato kemenangannya, Lai mengatakan negaranya berhasil menggagalkan upaya pihak lain untuk mempengaruhi hasil pemilihan umum.

“Rakyat Taiwan telah berhasil menolak upaya kekuatan eksternal untuk mempengaruhi pemilu ini,” katanya.

Lai menegaskan dia berkomitmen terhadap perdamaian dan terbuka terhadap keterlibatan bersyarat dengan Beijing, sekaligus meningkatkan pertahanan pulau tersebut.

Di samping pemilihan presiden, warga Taiwan juga memilih politisi untuk duduk di badan legislatif.

Ada 113 kursi di badan legislatif yang diawasi ketat oleh China dan Amerika Serikat.

DPP telah berkuasa selama delapan tahun terakhir di bawah Presiden Tsai Ing-wen.

Sekitar 19,5 juta orang berusia 20 tahun ke atas berhak memilih, dan jumlah pemilih diperkirakan tinggi berdasarkan data angkutan umum.

Warga Taiwan diharuskan untuk kembali ke kota asal mereka untuk memberikan suara secara langsung.

Karena itu menjelang pemilu, layanan kereta api di seluruh pulau menjadi sangat sibuk.

Baca juga: Taiwan Salah Terjemahkan Peringatan ke Bahasa Inggris, Sebut China Luncurkan Rudal padahal Bukan

Pada hari Jumat, Administrasi Kereta Api Taiwan memperkirakan rekor penjualan tiket sebanyak 758.000, lebih tinggi dari pemilu sebelumnya.

Tidak Disukai China

China selama ini memandang William Lai sebagai ikon gerakan Taiwan merdeka.

Lai sendiri memang pernah menyebut dirinya sebagai “pekerja pragmatis untuk kemerdekaan Taiwan” pada tahun 2017, meskipun ia tidak lagi menggembor-gemborkan pernyataan tersebut.

Mengutip POLITICO, Lai adalah lulusan Harvard berusia 64 tahun dan berasal dari latar belakang sederhana.

Ayahnya meninggal dalam kecelakaan pertambangan ketika usianya belum genap satu tahun.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved