Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pengamat Sebut Hamas Bisa Menang Lawan Israel, Apa Alasannya?

Pengamat menilai Hamas bakal menang dari Israel berkaca dari bobroknya pertahanan Israel saat serangan 7 Oktober 2023 lalu.

STRINGER / ANADOLU / Anadolu melalui AFP
Anggota bersenjata Brigade Al-Quds, sayap militer Jihad Islam Palestina, hadir saat Hamas menyerahkan 10 sandera Israel kepada Komite Palang Merah Internasional di Kota Gaza, Gaza pada 28 November , 2023. Pengamat menilai Hamas bakal menang melawan Israel berkaca dari bobroknya pertahanan Israel saat serangan 7 Oktober 2023 lalu. 

Alhasil, serangan 7 Oktober 2023, disebut Silverstein, merupakan pemberontakan terhadap nasib rakyat Palestina yang ditindas oleh Israel.

Di sisi lain, dia menilai negara-negara dunia sudah kehilangan minat terkait okupasi Israel terhadap Palestina.

Baca juga: Perang Gaza Lawan Hamas Kuras Keuangan Israel, Netanyahu Mau Tutup Puluhan Kantor Pemerintahan

Silverstein pun mencontohkan Amerika Serikat (AS) yang sudah merekayasa Perjanjian Abraham dengan empat negara Arab yang sebelumnya telah menyatakan kesetiaan mereka pada perjuangan Palestina.

Contoh lainnya adalah ketika AS kini justru merayu Arab Saudi untuk beraliansi pasca serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.

“Namun, Hamas telah memupuskan salah satu dari beberapa pencapaian regional Presiden AS, Joe Biden," katanya.

Tak hanya itu, Silverstein menilai agresi brutal Israel ke Gaza hingga membuat puluhan ribu korban sipil berjatuhan semakin menghancurkan persepsi dunia kepada Israel.

Dia mengungkapkan, alih-alih dipandang sebagai negara demokrasi dan inovator teknologi, dunia justru menganggap Israel sebagai rezim yang haus darah dan pembunuh massal.

“Hamas telah memberikan pukulan telak, mengingatkan warga Palestina bahwa perlawanan bersenjata, berapapun biayanya, adalah hal yang dipahami oleh dunia,” tutur Silverstein.

Hamas hanya Perlu Bertahan, Pengusiran Warga Palestina hanya Gertakan Biden-Netanyahu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) menyambut Presiden AS Joe Biden setibanya di bandara Ben Gurion Tel Aviv pada 18 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Biden mendarat di Israel pada 18 Oktober, dalam kunjungan solidaritas menyusul serangan Hamas yang memicu pembalasan besar-besaran Israel. Ribuan orang, baik warga Israel maupun Palestina, tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza, memasuki Israel selatan dalam serangan mendadak yang menyebabkan Israel menyatakan perang terhadap Hamas di Gaza pada 8 Oktober. (Brendan SMIALOWSKI / AFP)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) menyambut Presiden AS Joe Biden setibanya di bandara Ben Gurion Tel Aviv pada 18 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Biden mendarat di Israel pada 18 Oktober, dalam kunjungan solidaritas menyusul serangan Hamas yang memicu pembalasan besar-besaran Israel. Ribuan orang, baik warga Israel maupun Palestina, tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza, memasuki Israel selatan dalam serangan mendadak yang menyebabkan Israel menyatakan perang terhadap Hamas di Gaza pada 8 Oktober. (Brendan SMIALOWSKI / AFP) (AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)

Silverstein juga mengatakan agar kemenangan Hamas semakin berpeluang untuk terealisasi hanyalah bertahan dari serangan Israel.

Hal tersebut perlu dilakukan Hamas lantaran tujuan Israel perang di Gaza hanyalah untuk melenyapkannya.

“Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah mengatakan berulang kali bahwa tujuan negaranya adalah untuk melenyapkan Hamas. Biden telah menambahkan dukungannya sendiri untuk tujuan ini,” ujarnya.

Di sisi lain, rencana pengusiran warga Palestina oleh Israel yang sempat disampaikan beberapa menteri kabinet Netanyahu, kata Silverstein, hanyalah gertakan semata dan tidak mungkin terealisasi.

“Israel tidak akan menyingkirkan warga Palestina dari Gaza seperti halnya menyingkirkan Hamas. Semua yang dibicarakan oleh Netanyahu dan Biden hanyalah gertakan dan janji-janji yang tidak bisa ditepati,” ujar Silverstein.

“Ini adalah bagian dari tragedi konflik ini. Tidak ada yang berbicara dengan jelas dan jujur. Setiap orang memiliki delusi bahwa entah bagaimana Hamas akan mengalah karena memang harus mengalah,” sambungnya.

Baca juga: Tak Terima Pentolan Hamas Dibunuh, Hizbullah Hujani Israel dengan Roket

Lebih lanjut, Silverstein mengungkapkan Hamas bukanlah organisasi "ecek-ecek" yang mudah dilenyapkan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved