Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Amerika Cs Beri Ultimatum Terakhir kepada Pejuang Houthi, Pentagon Siapkan Skema Operasi Militer

Amerika Cs meminta Houthi menghentikan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah atau menghadapi konsekuensinya.

Kolase Tribunnews
Gugus tempur AL Amerika Serikat yang terdiri dari kapal induk dan kapal perusak menunggu perintah Gedung Putih untuk menyerang Kelompok Syiah Houthi. 

TRIBUNNEWS.COM, SANAA - Amerika Serikat dan sekutunya mengeluarkan peringatan terakhir kepada kelompok pejuang Houthi di Yaman pada tanggal 3 Januari 2024.

Mereka meminta kelompok tersebut untuk menghentikan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah atau menghadapi konsekuensinya.

“Houthi akan memikul tanggung jawab atas konsekuensinya jika mereka terus mengancam kehidupan, perekonomian global, dan arus bebas perdagangan di jalur perairan penting di kawasan ini,” bunyi pernyataan bersama dari AS dan 12 negara lainnya.

Hingga 2 Januari 2024, Houthi yang didukung Iran, telah melakukan 24 serangan terhadap kapal komersial di Laut Merah sejak 19 November, menurut Komando Pusat AS (CENTCOM).

Sejak awal Houthi sendiri mengakui jika mereka menyerang setiap kapal yang dianggap berafiliasi dengan Israel.

Tujuannya untuk menekan pemerintahan Benjamin Netanyahu agar menghentikan pemboman di Gaza.

"Amerika ingin dengan jelas mengirimkan peringatan kepada Houthi,” kata seorang pejabat senior pemerintah kepada wartawan pada 3 Januari.

Houthi telah menyerang kapal-kapal komersial dengan drone, serangan kapal kecil, dan rudal, termasuk “rudal balistik anti-kapal yang pertama kali digunakan di mana saja, apalagi terhadap kapal-kapal komersial,” menurut pejabat senior pemerintah.

AS telah bertahan melawan serangan Houthi dengan jet tempur dan sistem pertahanan rudal Angkatan Laut. Kapal-kapal Inggris dan Prancis juga menembak jatuh drone yang diluncurkan oleh Houthi.

Militer AS dikabarkan telah menyiapkan opsi serangan terhadap Houthi jika Gedung Putih akhirnya memutuskan untuk menggunakan kekuatan terhadap Houthi di Yaman.

Setali tiga uang, Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan Inggris “bersedia mengambil tindakan langsung” jika serangan terus berlanjut.

“Saya tidak akan mengantisipasi peringatan lain” sebelum AS mengambil tindakan yang lebih tegas, pejabat senior pemerintah AS menambahkan.

Militer AS baru-baru ini menggunakan kekerasan terhadap Houthi untuk "membela diri".

Pada tanggal 31 Desember, empat perahu kecil menembaki helikopter Angkatan Laut AS yang datang untuk membantu kapal komersial yang diserang.

Menurut pejabat senior pemerintah dan CENTCOM, helikopter tersebut membalas tembakan, menewaskan anggota kelompok tersebut dan menenggelamkan tiga kapal, .

Houthi mengatakan 10 anggotanya tewas dalam insiden itu.

Pejabat senior pemerintah AS menuding Houthi mungkin mencoba membajak kapal tersebut atau merusaknya melalui bom bunuh diri.

“Serangan Houthi yang sedang berlangsung di Laut Merah adalah ilegal, tidak dapat diterima, dan sangat mengganggu stabilitas,” demikian pernyataan pemerintah Amerika Serikat, Australia, Bahrain, Belgia, Kanada, Denmark, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Singapura, Selandia Baru , dan Inggris.

Pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB diadakan pada 3 Januari untuk membahas ancaman Houthi.

Ketua Kepala Staf Gabungan Angkatan Udara Jenderal Charles Q. Brown Jr. berbicara dengan timpalannya dari Inggris Laksamana Sir Tony Radakin pada 3 Januari.

Mereka dan “membahas serangan ilegal Houthi yang sedang berlangsung,” menurut pembacaan panggilan dari Gabungan Staf.

Sasar pertahanan Houthi

Kelompok Houthi memiliki peluncur rudal dan drone, radar pantai, dan fasilitas penyimpanan senjata.

Amerika dan koalisinya diperkirakan bakal mengincar target-target tersebut di menit-menit awal operasi militer mereka.

Sebagai informasi, AS pernah meluncurkan salvo terbatas rudal jelajah di tiga lokasi radar pesisir di Yaman pada tahun 2016 sebagai tanggapan atas serangan terhadap kapal oleh Houthi selama masa Votel sebagai komandan CENTCOM.

Votel, peneliti senior terkemuka di Middle East Institute, mengatakan, pernyataam bersama AS dan sekutunya juga sekaligus untuk memberikan tekanan pada Houthi dan pendukung mereka di Iran.

Iran dan kelompok Poros Perlawanan yang bersekutu dengannya telah melancarkan serangan setelah perang Israel-Hamas.

Namun beberapa pejabat AS dan pakar keamanan regional mengatakan, Houthi lebih tidak dapat diprediksi dan garis keras dibandingkan kelompok lain yang didukung Iran.

AS meluncurkan Operation Prosperity Guardian multinasional pada bulan Desember untuk membantu kapal-kapal dagang mempertahankan diri dari serangan Houthi.

Pesawat tempur F/A-18 Amerika dari kapal induk USS Dwight D. Eisenhower telah menembak jatuh drone Houthi.

Kadang-kadang, pesawat tempur Angkatan Udara AS juga ikut beraksi menangkis serangan Houthi.

Sebagai informasi, Laut Merah dan Laut Mediterania dihubungkan oleh Terusan Suez.

Selama ini kapal dagang yang dari Asia menuju Eropa dan sebaliknya menggunakan jalur tersebut.

Namun pengirim barang komersial terpaksa mengubah rute kapal mereka di sekitar Tanjung Harapan di lepas pantai selatan Afrika, sehingga menyebabkan penundaan dan kerugian yang signifikan terhadap perekonomian global.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved