Konflik Palestina Vs Israel
PBB Sebut Serangan Udara Israel di Gaza Tidak Akan Berhenti dalam Waktu Dekat
Badan Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) percaya bahwa serangan udara Israel di Gaza tidak akan berhenti dalam waktu dekat ini.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Badan Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) percaya bahwa serangan udara Israel di Gaza tidak akan berhenti dalam waktu dekat ini.
Pernyataan OCHA tersebut sejalan dengan janji Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang ingin mengintensifkan perang melawan kelompok militan Palestina Hamas.
“Saya berjanji akan terus berperang melawan Hamas hingga mereka musnah,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Tentara Israel Kian Beringas, Setelah Rumah Sakit, Kini Giliran Kamp Pengungsi di Gaza Diserbu
Meski begitu, keinginan Netanyahu untuk terus memberantas Hamas tampaknya tidak mendapat dukungan dari sekutu terdekatnya yakni Amerika Serikat (AS).
Pasalnya, baru-baru ini Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak Israel untuk mengurangi intensitas serangannya di Gaza.
Dalam perkembangan lain, Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengatakan angkatan bersenjata AS telah melakukan serangan udara di Irak terhadap "milisi yang disponsori Iran" sebagai tanggapan atas serangan terhadap pangkalan udara Irbil yang melukai tiga personel militer AS, salah satunya dalam kondisi kritis.
“Serangan itu menargetkan tiga fasilitas yang digunakan oleh kelompok Kataeb Hezbollah yang didukung Iran dan afiliasinya,” kata Lloyd Austin, Menteri Pertahanan AS.
Perang antara Israel dengan Hamas yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina, yang sebagian besar merupakan anak-anak dan Perempuan.
Dengan semakin banyaknya korban jiwa yang berjatuhan, sejumlah negara pun mendesak Israel dan Hamas untuk kembali melakukan gencatan senjata.
Media Israel dan Arab melaporkan bahwa Mesir telah mengusulkan rencana gencatan senjata antara kedua belah pihak.
Baca juga: Otoritas Gaza Tuduh Israel Curi Organ Jasad Warga Palestina, Serukan Penyelidikan Internasional
Menurut laporan terbaru, rencana tersebut akan mencakup pembebasan bertahap semua sandera Israel dan sejumlah tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel selama satu setengah bulan, yang diakhiri dengan penangguhan serangan Israel.
Kesepakatan gencatan senjata sementara sebelumnya yang dinegosiasikan oleh Qatar menghasilkan puluhan sandera yang dibebaskan dari Gaza dengan imbalan tahanan Palestina.
Namun sejauh ini, baik Israel dan Hamas menolak seruan gencatan senjata untuk kedua kalinya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.