Jumat, 3 Oktober 2025
Deutsche Welle

Sejak Perang di Ukraina, Negara Rusia Makin Sering “Berkompromi” dengan Geng Kriminal

Sejak serangan terhadap Ukraina, negara Rusia semakin bergantung pada kejahatan terorganisir. Sebuah laporan penelitian terbaru menyoroti…

Deutsche Welle
Sejak Perang di Ukraina, Negara Rusia Makin Sering “Berkompromi” dengan Geng Kriminal 

Dengan kata lain: Apa yang negara tidak ingin atau tidak bisa lakukan sendiri, akan diserahkan pada kejahatan terorganisir.

"Selain pengiriman barang-barang yang dikenai sanksi, hal ini juga melibatkan spionase sederhana, pembunuhan atau intimidasi terhadap musuh-musuh Kremlin, terutama di luar negeri", katanya "Saya khawatir hal ini akan dilakukan lebih banyak lagi untuk memberikan tekanan pada diaspora Rusia."

Fungsi lain dari jaringan kriminal adalah sebagai penjaga "dana gelap” untuk belanja bayangan pemerintah.

Setelah pecahnya perang dan terisolasinya Rusia dari komunitas global, "semakin sulit bagi negara Rusia untuk membiayai operasinya di Eropa,” jelas Mark Galeotti.

Batasan antara dunia kriminal dan negara menjadi kabur dan menjadi kurang penting, jika negara Rusia semakin bergantung pada jasa para penjahat.

Sebagai contoh, dia menunjuk ekspor gandum Ukraina yang "dikendalikan” dari wilayah yang diduduki Rusia, atau distribusi minyak oleh kapal-kapal tanker, yang mematikan transpondernya untuk menghindari embargo Barat.

Kriminalitas meningkat drastis karena kurangnya penindakan

Pada saat yang sama, Mark Galeotti mencatat bahwa jumlah kejahatan di Rusia, khususnya yang melibatkan penggunaan kekerasan, meningkat secara dramatis.

Bahkan statistik resmi Kementerian Dalam Negeri Rusia menunjukkan peningkatan sebesar 30 persen pada tahun 2022 saja. Angka statistik resmi itu bisa dipastikan jauh lebih kecil daripada angka sebenarnya.

Dia menunjukkan betapa sulit dipercayanya statistik resmi Rusia, misalnya saja statistik tingkat kejahatan yang sangat rendah di Chechnya dan republik lain di Kaukasus Utara.

Menariknya, Kementerian Dalam Negeri baru-baru ini memutuskan untuk tidak lagi mempublikasikan statistik tersebut.

"Jika Putin memutuskan untuk mengambil tindakan melawan kejahatan terorganisir, dia sebenarnya punya sumber daya untuk melakukannya,” kata Mark Galeotti. Namun negara Rusia tidak menunjukkan minat itu. Pada saat yang sama, masalah terkait kejahatan terorganisir bahkan semakin meningkat di Rusia. "Misalnya, jumlah veteran perang yang cenderung terjun ke dunia kriminal semakin meningkat", ujar pakar kejahatan terorganisir itu.

Mark Galeotti mengidentifikasi dua risiko utama yang ia yakini akan terjadi di Rusia: Pertama, "Donbassisasi.” Dia menggunakan istilah ini untuk menggambarkan pelanggaran hukum di wilayah-wilayah Ukrainya yang diduduki Rusia.

Kedua, "nasionalisasi kejahatan”, yaitu transformasi Rusia menjadi negara mafia, walaupun dia menganggap istilah "negara mafia" sebagai klise jurnalistik, karena tidak mencakup "keseluruhan kompleksitas sistem" di Rusia.

Dia menyarankan untuk membandingkan Rusia modern lebih dekat dengan monarki pada abad pertengahan, di mana para bangsawan bersaing untuk mendapatkan dukungan tsar dan di mana "teks undang-undang memiliki nilai yang jauh lebih rendah" dibandingkan saat ini.

(hp/as)

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved