Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Netanyahu Akui Israel Rugi Besar, Bersumpah akan Terus Menyerang Gaza, Berdalih Lindungi Nyawa IDF

Di tengah kekalahan terburuk Israel, Netanyahu bersumpah akan melanjutkan serangannya di Gaza untuk melindungi nyawa IDF.

JACK GUEZ / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pernyataan di kota pesisir Israel Tel Aviv, pada 14 Juni 2014. - Di tengah kekalahan terburuk Israel, Minggu (24/12/2023), Netanyahu bersumpah akan melanjutkan serangannya di Gaza untuk melindungi nyawa IDF. 

TRIBUNNEWS.com - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersumpah akan memperluas serangannya di Gaza setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengalami salah satu kekalahan terburuk.

Militer Israel mengatakan 10 pasukannya tewas dalam sehari terakhir, menyusul lima korban lainnya yang tewas pada hari sebelumnya.

Jumlah itu menunjukkan kekalahan terburuk selama dua hari terakhir sejak awal November 2023.

Di sisi lain, sumpah ini disampaikan Netanyahu saat kelompok militan Jihad Islam bergabung dalam pembicaraan di Kairo mengenai resolusi perang di Gaza.

"Ini adalah pagi yang sulit, setelah hari yang sangat sulit dalam pertempuran di Gaza," kata Netanyahu dalam rapat kabinet, Minggu (24/12/2023), dikutip dari Al Arabiya.

Baca juga: Rencana Israel Banjiri Terowongan Hamas Dianggap Genosida, Disebut Sebabkan Bencana Besar

"Perang ini menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi kami, tapi kami tidak punya pilihan (selain) untuk terus berjuang," lanjutnya.

Dalam pesan video berikutnya, Netanyahu menyerukan sumpahnya.

Ia mengatakan pasukannya akan terus menyerang dan memperluas operasi milter di Gaza sampai mencapai "kemenangan total" atas Hamas.

"Kami melakukan segalanya untuk melindungi nyawa para pejuang kami," sambungnya.

Pemimpin Jihad Islam di pengasingan, Ziad al-Nakhlala, menyusul Ketua Hamas, Ismail Haniyeh, yang telah lebih dulu mengikuti pembicaraan di Kairo selama beberapa hari terakhir.

Sebagai informasi, Jihad Islam juga merupakan kelompok militan di Palestina, namun lebih kecil dibandingkan Hamas.

Jihad Islam, seperti Hamas, juga menyandera warga Israel di Gaza.

Hamas dan Jihad Islam sejauh ini mengatakan mereka tidak akan membahas pembebasan sandera, kecuali Israel bersedia mengakhiri serangannya di Gaza.

Sementara, Israel mengatakan mereka hanya bersedia membahas gencatan senjata sementara.

Meski demikian, tidak ada pihak yang secara terbuka meninggalkan pembicaraan tersebut, bahkan saat eskalasi militer meningkat di seluruh Gaza sejak gencatan senjata pada awal Desember 2023, gagal.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved