Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Cueki AS, Israel Mau Gempur Lebanon: Hizbullah Punya 150 Ribu Rudal, IDF Tak Siap Perang Multifront

jenderal pasukan cadangan Israel, Yitzhak Brick memperingatkan kalau Israel tidak siap menghadapi perang di lawan Hamas dan Hizbullah secara bersamaan

AFP/JALAA MAREY
Tentara Israel mengambil posisi selama latihan di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi pada 9 November 2023, di tengah meningkatnya ketegangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel ketika pertempuran berlanjut di selatan dengan militan Hamas di Jalur Gaza. (Foto oleh Jalaa MAREY / AFP) 

Cueki Nasihat AS, Israel Mau Gempur Lebanon: Hizbullah Punya 150 Ribu Rudal, IDF Belum Siap Perang Multifront

TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel dilaporkan sedang menyusun rencana untuk menginvasi Lebanon Selatan.

Aksi Tentara Israel (IDF) ini berpotensi menghasilkan perang dalam skala penuh lintas batas antar-negara yang selama ini 'cuma' berupa adu tembak di perbatasan.

The Times melaporkan, tindakan Israel ini juga mengindikasikan kalau Tel Aviv tidak mengacuhkan saran dan seruan dari para sekutu Israel, termasuk Amerika Serikat (AS), agar Tel Aviv menahan diri.

Baca juga: Perang di Front Utara Pecah Lawan Hizbullah, Jet Israel Bombardir Jezzine di Lebanon Selatan

"Tentara Israel mengatakan mereka ingin mendorong pasukan perlawanan Hizbullah Lebanon ke utara Sungai Litani," tulis harian Inggris tersebut pada Senin (18/12/2023).

The Times menulis kalau tentara Israel khawatir akan meningkatnya potensi serangan yang dilakukan oleh Hizbullah, mengingat kekuatan milisi perlawanan Lebanon itu jauh lebih besar dibandingkan dengan Hamas.

“Apa yang terjadi di Korea Selatan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang dapat mereka lakukan di sini,” kata seorang perwira senior Israel soal ancaman keamanan negaranya dari Hizbullah.

“Doktrin Israel adalah membawa perang ke pihak lain,” tambahnya.

Baca juga: Pertempuran Hizbullah vs IDF Sengit di Lebanon Selatan, Permukiman Israel di Utara Kini Kosong

Gambar yang diambil dari perbatasan Israel dengan Lebanon ini menunjukkan asap mengepul setelah pemboman Israel di sekitar desa Aita al-Shaab di Lebanon selatan pada 18 Desember 2023 di tengah meningkatnya ketegangan lintas batas seiring terus berlanjutnya pertempuran dengan militan Hamas di Jalur Gaza selatan.
Gambar yang diambil dari perbatasan Israel dengan Lebanon ini menunjukkan asap mengepul setelah pemboman Israel di sekitar desa Aita al-Shaab di Lebanon selatan pada 18 Desember 2023 di tengah meningkatnya ketegangan lintas batas seiring terus berlanjutnya pertempuran dengan militan Hamas di Jalur Gaza selatan. (Jalaa MAREY / AFP)

IDF Belum Siap Perang Multi-Front

Pembalasan Hizbullah terhadap Israel terhadap permukiman di dekat daerah perbatasan dengan Lebanon telah menyebabkan puluhan ribu pemukim dievakuasi, banyak dari mereka tidak akan kembali setelah perang usai.

"Kami diserang setiap hari, dan kami terus mencatat korban luka setiap hari. Kemarin, seorang tentara di brigade cadangan tewas; kami mencatat korban luka dan korban jiwa setiap hari," kata Wali Kota pemukiman Kiryat Shmona, Avichai Stern, kepada Channel 13 Israel.

Berbicara kepada saluran Israel TOV, jenderal pasukan cadangan Israel, Yitzhak Brick memperingatkan kalau Israel tidak siap menghadapi perang semacam itu (perang skala penuh lintas batas negara).

Brick menyebut, Tel Aviv tidak melakukan persiapan yang matang atau menyiapkan persediaan senjata dan amunisi.

Brick menambahkan bahwa pengurangan jumlah pasukan Israel telah dilakukan sedemikian rupa sehingga mereka tidak dapat berperang di beberapa front secara bersamaan.

“Sampai kita mencapai kemampuan yang diperlukan – tidak ada yang bisa masuk ke Lebanon,” kata jenderal cadangan itu.

JET ISRAEL SERANG LEBANON - Tentara IDF dilaporkan telah membuka front pertempuran di utara melawan Hizbullah di Lebanon. Tentara Israel (IDF) secara praktis, kini menghadapi dua perang sekaligus, di Gaza melawan Hamas dan Hizbullah di Lebanon.
JET ISRAEL SERANG LEBANON - Tentara IDF dilaporkan telah membuka front pertempuran di utara melawan Hizbullah di Lebanon. Tentara Israel (IDF) secara praktis, kini menghadapi dua perang sekaligus, di Gaza melawan Hamas dan Hizbullah di Lebanon. (tangkap layar TC/(Photo credit: AP))

Hizbullah Punya 150 Ribu Roket

Brick juga memperingatkan, Hizbullah saat ini dilengkapi dengan 150.000 roket dan rudal, dan masalah utamanya adalah beberapa di antaranya sangat presisi dan berat, dengan berat ratusan kilogram.

Brick menambahkan kalau Hizbullah dapat mencapai sasaran seperti [pembangkit listrik], [fasilitas] air, pangkalan angkatan udara, dan mengganggu lalu lintas jalan raya serta [menggusur] penduduk.

Namun, Menteri Pertahanan Yoav Gallant baru-baru ini melontarkan ancaman terhadap Hizbullah, dengan mengatakan, "Jika Hizbullah ingin naik satu level, kami akan naik lima level."

Hizbullah meresponsnya dengan menyatakan, Tentara Israel telah 'menusuk beruang' dengan melakukan lebih dari sekadar menyerang pos-pos milisi, melancarkan serangan terhadap penduduk sipil Lebanon.

Aksi Israel ini tidak dianggap enteng oleh Hizbullah.

Milisi perlawanan Lebanon itu memperingatkan dalam sebuah pernyataan resmi kalau mereka akan membalas setiap serangan Israel.

“Perlawanan menegaskan bahwa setiap kerugian terhadap warga sipil akan terjadi. dipenuhi dalam ukuran yang sama. Apa yang terjadi di front kami sangatlah penting dan berpengaruh,” kata Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dalam pidatonya baru-baru ini.

“Ini tidak akan dibatasi terlalu lama […] Semua opsi di pihak Lebanon terbuka. Semua pilihan ada di meja, dan kami dapat memutuskannya kapan saja,” ujar Ketua Parlemen Lebanon dan Ketua Gerakan Amal, Nabih Berri.

Serupa dengan Nasrallah Nabih Berri juga memperingatkan Israel kalau Lebanon siap jika Israel memilih untuk memperluas konflik yang sedang berlangsung dengan Hizbullah.

Lebanon dan Israel mempunyai ketegangan bersejarah, dimana masyarakat Lebanon melihat Israel, seperti yang diungkapkan oleh pendiri Amal, ulama dan politisi Muslim Syiah, Musa Sadr, sebagai “sebuah kejahatan terbesar.”

Serangan Hizbullah terhadap Israel mempunyai status yang sama dengan serangan yang dilakukan oleh Vietnam terhadap AS.

Itu ditunjukkan saat Hizbullah memaksa tentara Israel mundur pada tahun 2000 dengan cara yang mirip dengan mundurnya AS dari Vietnam pada tahun 1970-an.

Berbicara pada tahun 2006, kesaksian personel tentara Israel menunjukkan bahwa kekuatan tempur Hizbullah membingungkan pasukan Israel.

“Mereka bagus di wilayah mereka sendiri,” demikian bunyi kesaksian tentara Israel.

Salah satu jenderal tentara Israel mengatakan kalau pertempuran bertahun-tahun melawan pejuang gerilya Palestina mengikis kemampuan perang konvensional tentara.

“Memberikan peta, daftar target, dan lain-lain kepada pasukan adalah satu hal. Dilatih untuk misi itu adalah hal lain—mereka tidak dilatih,” kata sang jenderal.

(oln/TC/TheTimes)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved