Konflik Palestina Vs Israel
Diprediksi akan Tewas di Gaza, Staf PBB Bawa Anak ke Tempat Kerja: Agar Bisa Mati Bersama-sama
UNRWA memprediksi para stafnya di Gaza akan tewas karena serangan Israel.
"Jumlahnya mungkin bertambah ketika Anda membaca surat ini. Setidaknya ada 70 persen staf UNRWA yang telantar, kekurangan makanan, air, dan tempat berlindung mencukupi," katanya.
Baca juga: Presiden Palestina Mahmoud Abbas Sebut Jalan Satu-satunya Akhiri Perang Israel di Gaza
Lazzarini berujar pihaknya masih bisa menyalurkan makanan. Namun, jika UNRWA tumbang, bantuan kemanusiaan di Gaza juga akan berhenti.
"Tanpa tempat berlindung dan bantuan, warga sipil di Gaza berisiko tewas atau dipaksa pindah ke Mesir dan lainnya," imbuh Lazzarini.
Dia berkata perpindahan paksa warga Palestina ke luar Gaza harus dicegah agar tragedi Nakba tahun 1948 tidak terulang.
Nakba adalah peristiwa eksodus besar-besaran warga Palestina setelah negara Israel didirikan.
"Selama 35 tahun bekerja di kompleks kedaruratan, saya tidak pernah menulis surat seperti ini, yang memprediksi kematian para staf saya dan hancurnya mandat yang saya harapkan bisa saya penuhi," kata dia.
Resolusi gencatan senjata gagal disahkan
Resolusi gencatan senjata yang diajukan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) gagal disahkan.
Hal itu karena Amerika Serikat (AS) memilih memveto resolusi tersebut, sedangkan Inggris memilih abstain.
Adapun 13 anggota DK PBB lainnya memilih mendukung resolusi itu.
Selepas pengambilan suara untuk resolusi itu, Wakil Dubes AS untuk PBB, Robert Wood, mengkritik DK PBB yang menurutnya tidak mengecam serangan Hamas tanggal 7 Oktober lalu.
Di samping itu, menurut Wood, DK PBB juga tidak mengakui hak Israel untuk mempertahankan diri.
Baca juga: AS Desak Kongres Setujui Penjualan Peluru Tank Merkava untuk Digunakan Israel dalam Perang di Gaza
Wood mengklaim gencatan senjata justru akan membuat Hamas terus berkuasa di Jalur Gaza.
"Hanya menabur benih untuk perang selanjutnya karena Hamas tak punya keinginan untuk melihat perdamaian jangka panjang dan solusi dua negara," kata Wood dikutip dari Sky News, Sabtu (9/12/2023).
"Karena alasan itu, meski AS sangat mendukung perdamaian jangka panjang, yang di dalamnya warga Israel dan Palestina bisa hidup damai dan aman, kami tidak mendukung seruan untuk melakukan gencatan senjata," katanya menambahkan.
Sementara itu, Dubes Inggris untuk PBB, Barbara Woodward, mengaku pihaknya tidak bisa mendukung resolusi gencatan senjata.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.