Konflik Palestina Vs Israel
Pejabat AS: Fase Operasi Darat Israel di Gaza Bisa Saja Berakhir Januari 2024
Para pejabat Amerika Serikat (AS) memperkirakan bahwa fase operasi darat Israel di Gaza mungkin akan berlangsung sampai Januari 2024 mendatang.
TRIBUNNEWS.COM - Para pejabat Amerika Serikat (AS) memperkirakan fase operasi darat Israel di Gaza mungkin akan berlangsung sampai Januari 2024 mendatang.
Ketika perang memasuki babak baru, Gedung Putih sangat khawatir dengan bagaimana operasi Israel akan berlangsung selama beberapa minggu ke depan.
Washington dengan tegas memperingatkan Israel bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak dapat meniru taktik menghancurkan yang digunakan di wilayah utara dan harus berbuat lebih banyak untuk membatasi jatuhnya korban sipil.
Kritik global semakin menentang operasi darat Israel.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin merupakan satu di antara pejabat tinggi Gedung Putih yang lantang mengkritik.
Baca juga: Israel Jatuhkan Ribuan Selebaran di Khan Younis, Kutip Ayat Al Quran, Sebut soal Banjir
"Israel hanya bisa menang dalam peperangan perkotaan dengan melindungi warga sipil," kata Austin.
Berbicara di Forum Pertahanan Nasional Reagan akhir pekan kemarin, Austin mengatakan dukungan AS untuk Israel tidak bisa dinegosiasikan.
Namun Austin mengatakan, Israel berisiko mengganti kemenangan taktis dengan kekalahan strategis, jika tidak berbuat lebih banyak untuk mencegah kematian warga sipil.
Jumlah korban jiwa akibat perang Israel-Hamas ini sangat besar.
Baca juga: Hamas Bantah Tuduhan Amerika Terkait Kekerasan Seks Tahanan Israel: Fitnah, Opini Penyesatan Publik

Berdasarkan data yang dihimpun pada Selasa (5/12/2023), di Gaza sebanyak 16.248 orang, termasuk 7.112 anak-anak tewas sejak 7 Oktober 2023.
Korban juga termasuk 4.885 perempuan, menurut catatan resmi di Gaza, seperti dikutip dari Anadolu Ajansı.
Di satu sisi, Israel meyakini telah membunuh ribuan militan Hamas.
Meski AS secara terbuka meminta Israel meminimalkan kematian warga sipil, mereka berhati-hati untuk tidak secara langsung menegur taktik yang digunakan Israel.
Para pejabat meyakini bahwa lebih efektif untuk memberikan nasihat diam-diam kepada Israel di belakang layar daripada secara terang-terangan mempermalukan Israel.
Baik secara publik maupun secara pribadi, para pejabat Israel menyatakan bahwa tujuan akhir Israel adalah untuk melemahkan Hamas sedemikian rupa.

Sehingga kelompok tersebut tidak akan mengulangi serangan yang mereka lakukan terhadap Israel seperti yang terjadi pada 7 Oktober.
"Tujuan tersebut, kemungkinan besar tidak akan tercapai pada akhir tahun kalender ini," kata pejabat senior AS kepada CNN.
"Israel diperkirakan akan terus mengejar tujuan tersebut pada fase konflik berikutnya," lanjut pejabat itu.
Baca juga: ISW: Taktik dan Strategi Militer Hamas Semakin Canggih Hadapi Zionis Israel di Gaza Selatan
Anggota Parlemen Eropa: Israel sengaja targetkan jurnalis
Sementara itu, anggota parlemen Eropa menuduh Israel sengaja menargetkan jurnalis di Gaza.
"Israel berusaha menutupi pembantaian yang terjadi di Gaza dengan membunuh jurnalis," kata Anggota Parlemen Spanyol dari partai Komunis Kiri Bersatu, Manu Pineda, Rabu (6/12/2023).
Pineda menyebut Israel sengaja menargetkan jurnalis di Jalur Gaza karena penjahat tidak ingin ada orang yang menyaksikan kejahatannya.
Sebelumnya, laporan media Turki, Anadolu Ajansı, sejumlah besar jurnalis terbunuh dalam pemboman besar-besaran di Gaza.
"Israel sedang berusaha untuk menutupi pembantaiannya di Gaza dengan membunuh jurnalis," kata politikus itu.
Baca juga: Puluhan Ledakan Guncang Tel Aviv, Warga Israel Gugat Tentara Gegara Roket Hamas Bisa Masuk
"Sejauh ini mereka (Israel) membunuh 65 jurnalis, dan ini merupakan jumlah yang signifikan," tambah Pineda.
Keluarga para jurnalis juga jadi target serangan, yang menurut Pineda itu dilakukan untuk memaksa jurnalis berhenti melakukan pekerjaan profesional mereka.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.