Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Badan Pengawas HAM: 90 Persen Korban yang Dibunuh Israel di Gaza Adalah Warga Sipil

90 persen orang yang terbunuh di Jalur Gaza akibat serangan Israel adalah warga sipil, menurut badan pengawas HAM Euro-Med Monitor.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Febri Prasetyo
MAHMUD HAMS / AFP
Warga Palestina berduka atas kematian orang yang mereka cintai menyusul pemboman Israel di Jalur Gaza selatan pada 5 Desember 2023, di luar sebuah rumah sakit di Khan Yunis. 90 persen orang yang terbunuh di Jalur Gaza akibat serangan Israel adalah warga sipil, menurut badan pengawas HAM Euro-Med Monitor. 

TRIBUNNEWS.COM - Israel mengakui telah membunuh dua warga sipil di Jalur Gaza untuk setiap satu orang militan Hamas.

Artinya, tingkat kematian nonkombatan (orang yang tidak terlibat langsung dalam perang) adalah 66 persen.

Namun, menurut analisis dari kelompok HAM Euro-Mediterranean Human Rights Monitor yang dirilis Selasa (5/12/2023), angka tersebut salah besar.

Menurut kelompok pemantau HAM yang berbasis di Jenewa itu, setidaknya 90 persen orang yang terbunuh di Gaza akibat serangan Israel adalah warga sipil.

Angka itu jauh melebihi perang-perang sebelumnya di Vietnam, Korea, Irak, Afghanistan, dan juga Rusia-Ukraina.

Euro-Med Monitor menemukan bahwa jika memasukkan data mereka yang diyakini hilang di bawah reruntuhan infrastruktur Gaza, pasukan Israel telah membunuh 21.022 orang di wilayah Palestina yang terkepung itu sejak 7 Oktober.

Baca juga: Sekjen PBB Keluarkan Surat Sakti Untuk Gertak Israel, Guterres: Gaza Dalam Bahaya

Diperkirakan 19.660 di antaranya adalah warga sipil.

Organisasi nirlaba tersebut mengatakan bahwa 60 persen warga sipil yang terbunuh adalah perempuan dan anak-anak.

Euro-Med Monitor mengatakan bahwa angka-angka tersebut “jelas membantah” klaim Israel mengenai rasio 2:1 antara jumlah warga sipil dan militan Hamas yang terbunuh.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bahkan membanggakan rasio 2:1 tersebut sebagai hal yang “sangat positif”.

Pasukan Israel yakin mereka telah membunuh sekitar 5.000 pejuang Hamas sejak 7 Oktober.

“Jika Anda membandingkan rasio tersebut dengan konflik lain di wilayah perkotaan antara militer dan organisasi yang menggunakan warga sipil sebagai tameng hidup mereka, Anda akan menemukan bahwa rasio tersebut luar biasa, sangat positif, dan mungkin unik dalam hal konflik di wilayah perkotaan dunia," kata Jonathan Conricus dari IDF, dalam sebuah wawancara dengan CNN awal pekan ini.

Namun, sebuah analisis yang dirilis bulan lalu oleh lembaga pengawas Action on Armed Violence menemukan bahwa serangan terbaru Israel di Gaza, jauh lebih mematikan bagi warga sipil dibandingkan serangan sebelumnya di jalur tersebut.

Action on Armed Violence memperkirakan bahwa setiap serangan Israel yang menimbulkan korban di Gaza sejak 7 Oktober telah menewaskan rata-rata 10,1 warga sipil.

“Ini secara signifikan melampaui operasi Gaza sebelumnya, yang terburuk dalam sejarah dalam Operasi Protective Edge, hanya 2,5 korban jiwa warga sipil per serangan yang menimbulkan korban,” kata badan pengawas tersebut.

“Dengan demikian, operasi saat ini tampaknya empat kali lebih mematikan, berdasarkan data serangan yang merugikan, dibandingkan operasi Israel sebelumnya."

"Ini juga melebihi rata-rata global sebesar 7,4.”

Data dari Euro-Mediterranean Human Rights Monitor
Data dari Euro-Mediterranean Human Rights Monitor (X/EuroMedHR)

Baca juga: Pengakuan Tawanan Israel yang Dibebaskan: Lebih Takut Terkena Serangan Udara IDF daripada Hamas

Mengutip analis militer, Financial Times melaporkan pada hari Selasa bahwa kehancuran di Gaza utara dalam waktu kurang dari tujuh minggu telah mendekati kehancuran yang disebabkan oleh pemboman di kota-kota Jerman selama bertahun-tahun selama Perang Dunia Kedua.

“Dresden, Hamburg, Cologne—beberapa pemboman terberat yang pernah terjadi di dunia dikenang berdasarkan nama tempatnya,” kata sejarawan militer AS Robert Pape kepada surat kabar tersebut.

“Gaza juga akan menjadi nama tempat yang menunjukkan salah satu pengeboman konvensional terberat dalam sejarah.”

Jan Egeland, sekretaris jenderal Dewan Pengungsi Norwegia, mengatakan pada hari Selasa bahwa penghancuran Gaza kini merupakan salah satu serangan terburuk terhadap penduduk sipil di masa dan zaman sekarang.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved