Tank-tank Israel mendekati Khan Younis di Jalur Gaza selatan, warga sipil diperintahkan pergi
Militer Israel telah memerintahkan evakuasi seperlima penduduk Kota Khan Younis di Gaza selatan, seiring upaya perluasan serangan…
Sejak jeda pertempuran berakhir pada Jumat (1/12), Israel telah melanjutkan aksi pengeboman skala besar di Gaza, yang oleh penduduk Khan Younis digambarkan sebagai gelombang serangan terberat sejauh ini.
Jeda pertempuran selama tujuh hari dimanfaatkan Hamas untuk membebaskan 110 sandera yang ditahan di Gaza. Di sisi lain, Israel membebaskan 240 warga Palestina dari penjara.
Pada Minggu (3/12) pagi, tentara Israel mengeluarkan perintah evakuasi di beberapa distrik di Khan Younis, mendesak para warga untuk segera pergi.
Pihak berwenang Israel yakin para pemimpin Hamas bersembunyi di kota tersebut, di antara ratusan ribu orang yang melarikan diri dari pertempuran di utara pada tahap awal perang.
Seorang pejabat PBB mengaku menyaksikan "tingkat kepanikan" yang belum pernah dilihatnya di sebuah rumah sakit di Gaza, setelah militer Israel mengalihkan fokus serangan ke selatan.
James Elder, dari lembaga anak-anak Unicef, menggambarkan Rumah Sakit Medis Nasser di Khan Younis sebagai “zona perang”.
Seorang penasihat perdana menteri Israel mengatakan Israel melakukan “usaha maksimal” untuk menghindari pembunuhan warga sipil.
Elder mengatakan kepada BBC bahwa dia mendengar ledakan besar terus-menerus di dekat RS Nasser dan anak-anak datang dengan luka di kepala, luka bakar parah, serta pecahan peluru akibat ledakan baru-baru ini.
"Ini adalah rumah sakit yang sering saya kunjungi dan anak-anak mengenal saya sekarang, keluarga-keluarga mengenal saya sekarang. Orang-orang yang sama itu memegang tangan saya, atau memegang baju saya dan berkata 'tolong bawa kami ke tempat yang aman. Di mana yang aman?'"
“Sayang sekali mereka mengajukan pertanyaan yang jawaban satu-satunya adalah tidak ada tempat yang aman. Dan itu termasuk, seperti yang mereka tahu, rumah sakit itu,” katanya.
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan lebih dari 500 orang telah tewas sejak pengeboman kembali terjadi.
Lebih dari 15.500 orang telah tewas di Jalur Gaza sejak perang dimulai, kata kementerian itu.
Mohammed Ghalayini, seorang warga Inggris-Palestina yang tinggal di Gaza, mengatakan situasi di kota itu “sangat buruk”.
“Selama 50 hari atau lebih, orang-orang telah bertahan dari serangan brutal Israel. Mereka sangat kekurangan sumber daya – makanan, air, listrik dan sanitasi serta layanan limbah,” katanya kepada BBC melalui telepon, sebelum sambungan terputus.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.