Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Disebut Sengaja Bunuh Sipil di Gaza, AS: Kami Tak Melihat Ada Bukti

AS menyangkal tuduhan terhadap Israel yang menargetkan warga sipil Gaza. AS sebut tidak ada bukti Israel sengaja melakukannya.

MAHMUD HAMS / AFP
Seorang pria berjalan di antara mayat-mayat yang terbungkus kafan dari mereka yang tewas dalam pemboman Israel di Deir Balah di Jalur Gaza tengah, di rumah sakit Shuhada Al-Aqsa di kota yang sama pada 6 November 2023. --- AS menyangkal Israel sengaja menargetkan warga sipil dengan mengatakan tidak ada bukti yang mereka lihat. 

TRIBUNNEWS.COM - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Senin (4/12/2023) mereka belum melihat bukti apapun bahwa Israel sengaja membunuh warga sipil selama perang di Jalur Gaza.

AS mengatakan mereka juga tidak memiliki informasi yang menunjukkan pemerintah Israel menargetkan jurnalis dalam konflik ini.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengonfirmasi pendapat AS dalam pernyataan pers bahwa Israel mengeluarkan permintaan evakuasi yang lebih spesifik di Jalur Gaza selatan.

Ia mengatakan, itu adalah kemajuan dibandingkan dengan mengevakuasi seluruh kota.

Matthew Miller mengatakan ada kemajuan dari Israel untuk lebih berhati-hati dalam meluncurkan bom di Jalur Gaza.

"Masih terlalu dini untuk membuat penilaian akhir mengenai tanggapan Israel terhadap saran kami untuk melindungi warga sipil dalam operasi militernya, namun Amerika Serikat melihat adanya perbaikan dalam definisi Israel mengenai cakupan sasarannya di Gaza, dengan perluasan wilayah operasi militer setelah gencatan senjata yang mencakup wilayah di selatan Jalur Gaza," katanya, Senin (4/12/2023).

Baca juga: Hamas Bantah Tuduhan Kekerasan Seksual terhadap Israel dalam Serangan 7 Oktober

Jubir Kemenlu AS itu mengatakan ada perbaikan sistem untuk evakuasi warga Gaza sebelum meluncurkan bom, masih ada korban sipil yang dianggap sebagai dampak dari setiap perang.

“Kami telah melihat permintaan evakuasi yang lebih spesifik dibandingkan dengan apa yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir di Jalur Gaza utara, namun kami masih memperkirakan adanya korban sipil akibat operasi militer di Gaza, dan sayangnya hal ini terjadi di semua perang. "

Dia menekankan, AS berupaya untuk meningkatkan kecepatan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza hingga mencapai lebih dari 200 truk per hari.

Ia juga menyerukan warga sipil untuk pergi ke pusat-pusat PBB yang terdaftar di Israel sebagai daerah di luar medan perang.

Gambar yang diambil dari Israel selatan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza ini menunjukkan asap mengepul setelah serangan Israel di wilayah Palestina selama pertempuran antara Israel dan militan Hamas pada 4 Desember 2023. Israel telah memperluas perang daratnya terhadap Hamas hingga ke selatan Gaza, kata para saksi pada tanggal 4 Desember 2023, meskipun ada kekhawatiran global atas meningkatnya kematian warga sipil dan kekhawatiran konflik akan menyebar ke tempat lain di Timur Tengah.
Gambar yang diambil dari Israel selatan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza ini menunjukkan asap mengepul setelah serangan Israel di wilayah Palestina selama pertempuran antara Israel dan militan Hamas pada 4 Desember 2023. (John MACDOUGALL / AFP)

Baca juga: Hamas Ajak Warga Palestina di Lebanon Gabung Garis Depan Banjir Al-Aqsa

Hamas Palestina vs Israel

AS sebagai sekutu Israel, melindungi negara tersebut dari segala tuduhan internasional dan mendukung narasi Israel sebagai pembelaan.

Israel menargetkan sejumlah fasilitas sipil di Jalur Gaza termasuk rumah sakit, sekolah, kantor PBB, pemukiman yang menampung ribuan warga sipil, yang disebut pusat komando Hamas sebagai dalih pemboman besar-besaran oleh Israel.

AS, Israel, dan sekutu Barat-nya rajin menggunakan narasi bahwa warga sipil Gaza sebagai Human Shields dalam kampanye mereka untuk melawan Hamas.

Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Warga Palestina memeriksa kerusakan di sebuah bangunan tempat tinggal di Rafah di Jalur Gaza selatan setelah serangan udara Israel pada awal 4 Desember 2023.
Warga Palestina memeriksa kerusakan di sebuah bangunan tempat tinggal di Rafah di Jalur Gaza selatan setelah serangan udara Israel pada awal 4 Desember 2023. (MOHAMMED ABED / AFP)

Baca juga: AS  Pasokan Medis dari Gudang di Gaza Selatan

Hamas mengatakan, Operasi Badai Al-Aqsa adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.

Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.

Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 15.500 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Senin (4/12/2023), dikutip dari Al Jazeera.

Selain itu, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga terjadi di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin Otoritas Pembebasan Palestina (PLO).

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved