Senin, 29 September 2025

Populer Internasional: Perang Israel-Hamas Dimulai Lagi - Milisi Yaman-Irak Siap Tempur

Rangkuman berita populer internasional, di antaranya gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang telah berakhir.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Kolase Tribunnews/AFP
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang telah berakhir. 

Aksi Israel yang kembali berperang, tanpa pengumuman, itu sepertinya sudah diterka oleh sejumlah milisi perlawanan di kawasan, seperti Yaman dan Irak.

Sehari sebelum Israel mengaktifkan kembali status 'perang, Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) sudah mengumumkan niat mereka untuk meningkatkan eskalasi permusuhan terhadap Tel Aviv.

Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigadir Jenderal Yahya al-Saree, menegaskan YAF siap meningkatkan operasi angkatan laut laut mereka, yang bertujuan untuk secara efektif menghalangi perjalanan kapal-kapal Israel melalui Laut Merah saat gencatan senjata berakhir.

"Kapal milik Israel tidak akan diizinkan berlayar masuk dan keluar dari Laut Merah," militer Yaman menegaskan.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Gaza Kembali Membara, Pasukan Martir Omar Al-Qassem Beraksi, Sirene Meraung di Permukiman Israel

Gambar yang diambil dari Israel selatan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza ini menunjukkan asap mengepul dari gedung-gedung setelah terkena serangan Israel dalam pertempuran antara Israel dan militan Hamas, pada 1 Desember 2023. Gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas berakhir pada 1 Desember , dengan tentara Israel mengatakan operasi tempur telah dilanjutkan, menuduh Hamas melanggar jeda operasional.
Gambar yang diambil dari Israel selatan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza ini menunjukkan asap mengepul dari gedung-gedung setelah terkena serangan Israel dalam pertempuran antara Israel dan militan Hamas, pada 1 Desember 2023. Gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas berakhir pada 1 Desember , dengan tentara Israel mengatakan operasi tempur telah dilanjutkan, menuduh Hamas melanggar jeda operasional. (John MACDOUGALL / AFP)

Baca juga: Gaza Perang Lagi, Hizbullah Siaga Satu, Sirene Serangan Roket Meraung di Kota Israel Utara

Setelah gencatan senjata antara Israel dan milisi pembebasan Palestina, Hamas, tidak diperpanjang, Tentara Israel (IDF) kembali melanjutkan agresinya di Jalur Gaza.

Per Jumat (1/12/2023), agresi militer IDF di Jalur Gaza mendapat perlawanan sengit dari sejumlah milisi perlawanan Palestina (bukan cuma Hamas) di sejumlah wilayah di Gaza.

Laporan menyebut, milisi dari Pasukan Martir Omar al-Qassem (sayap militer Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina yang beroperasi di Gaza) juga terlibat dalam pertempuran pasca-gencatan senjata dengan IDF tersebut.

"Pihak Pasukan Martir Omar al-Qassem menegaskan kalau para pejuang mereka menargetkan pasukan Israel yang menginvasi di daerah al-Shalehat sebelah barat Kota Gaza, menggunakan mortir," tulis laporan Al-Mayadeen.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Doktrin Tentara Israel Bunuh Kawan Sendiri Berlaku Saat Perangi Hamas, Apa Itu Protokol Hannibal?

Pasukan Israel memblokir lalu lintas saat Muslim Palestina melakukan salat Jumat siang di sebuah jalan di lingkungan Ras al-Amud di Yerusalem timur, pada 1 Desember 2023, karena batasan usia di atas 50 tahun bagi jamaah yang ingin mengakses Al- Kompleks Masjid Aqsa di Kota Tua. Gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas berakhir pada 1 Desember, dengan tentara Israel mengatakan operasi tempur di Gaza telah dilanjutkan, dan menuduh Hamas melanggar jeda operasional.
Pasukan Israel memblokir lalu lintas saat Muslim Palestina melakukan salat Jumat siang di sebuah jalan di lingkungan Ras al-Amud di Yerusalem timur, pada 1 Desember 2023, karena batasan usia di atas 50 tahun bagi jamaah yang ingin mengakses Al- Kompleks Masjid Aqsa di Kota Tua. (AHMAD GHARABLI / AFP)

Baca juga: 11 Fakta Gencatan Senjata Israel-Hamas, Nasib Tawanan Perang hingga Partisipasi Tel Aviv di COP28

Protokol Hannibal atau petunjuk Hannibal menjadi kontroversi bagi tentara Israel saat berperang menghadapi musuhnya.

Protokol ini berupa tugas untuk tentara Israel dihalalkan menembak warga atau tentaranya sendiri untuk menghindari mereka menjadi sandera.

Kebijakan tersebut dilakukan kembali ketika negara Yahudi itu membombardir Gaza tanpa pandang bulu yang menyebabkan lebih dari 15.000 orang tewas menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan lebih dari 1.200 orang.

Dikutip dari Al Jazeera, Israel terakhir kali menerapkan doktrin tersebut pada tahun 2014 selama perang di Gaza pada tahun itu, menurut rekaman audio militer yang bocor, meskipun tentara membantah telah menggunakan doktrin tersebut.

Lusinan warga Palestina tewas dalam pemboman Israel yang terjadi setelahnya, memicu tuduhan kejahatan perang terhadap tentara Israel.

Protokol Hannibal kemudian ditangguhkan pada 2016.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan