Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pertempuran Kembali Berkecamuk antara Hizbullah dan Israel, 3 Orang Tewas di Lebanon Selatan

Gencatan senjata Hamas-Israel berakhir, pertempuran di perbatasan Lebanon ikut meletus.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Jalaa MAREY / AFP
Tentara Israel melacak pergerakan kendaraan medis di sepanjang jalan dekat kota utara Kiryat Shmona dekat perbatasan dengan Lebanon pada tanggal 31 Oktober 2023. 

TRIBUNNEWS.COM - Penembakan oleh militer Israel telah menewaskan tiga orang di Lebanon selatan, lapor kantor berita Lebanon, dikutip Al Jazeera.

Baku tembak ini terjadi setelah berakhirnya gencatan senjata antara Israel dan kelompok bersenjata Palestina Hamas, Jumat (1/12/2023).

Kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran, sekutu Hamas, mengatakan salah satu pejuangnya termasuk di antara mereka yang tewas pada hari Jumat.

Dikatakan bahwa Hizbullah telah melakukan beberapa serangan terhadap posisi militer Israel di perbatasan untuk mendukung warga Palestina di Gaza.

Tentara Israel mengatakan artileri mereka menyerang sumber tembakan dari Lebanon dan pertahanan udaranya telah mencegat dua peluncuran.

Sirene peringatan akan datangnya roket terdengar di beberapa kota di Israel utara.

Baca juga: Gaza Perang Lagi, Hizbullah Siaga Satu, Sirene Serangan Roket Meraung di Kota Israel Utara

Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan bahwa dua orang tewas akibat penembakan Israel di kota Houla di perbatasan Lebanon dan satu orang tewas di desa Jebbayn.

"Seorang wanita dan putranya yang berusia 35 tahun tewas di Houla," ujar Shakeeb Koteich, kepala dewan kota, kepada kantor berita Reuters.

Ia mengatakan keduanya adalah warga sipil.

Hizbullah kemudian mengatakan salah satu anggotanya tewas di Houla.

“Sebuah peluru mendarat di dekat rumah, dan peluru kedua menghantam rumah tersebut,” kata Koteich melalui telepon.

Sejak pecahnya perang Hamas-Israel pada tanggal 7 Oktober lalu, Hizbullah hampir setiap hari melancarkan serangan roket terhadap posisi Israel di perbatasan.

Israel juga melancarkan serangan udara dan artilerinya di Lebanon selatan.

Pertempuran ini merupakan pertempuran terburuk sejak perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah.

Sekitar 100 orang di Lebanon tewas dalam konflik tersebut, 80 di antaranya adalah pejuang Hizbullah.

Puluhan ribu orang telah melarikan diri dari kedua sisi perbatasan.

Pada tanggal 5 November, serangan udara Israel menewaskan empat warga sipil, tiga anak dan nenek mereka.

Tentara Israel tiba untuk latihan di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi pada 9 November 2023, di tengah meningkatnya ketegangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel ketika pertempuran berlanjut di selatan dengan militan Hamas di Jalur Gaza. (Foto oleh Jalaa MAREY / AFP)
Tentara Israel tiba untuk latihan di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi pada 9 November 2023, di tengah meningkatnya ketegangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel ketika pertempuran berlanjut di selatan dengan militan Hamas di Jalur Gaza. (Foto oleh Jalaa MAREY / AFP) (AFP/JALAA MAREY)

Baca juga: Hussein Mazraani Tewas akibat Serangan Israel, Militan Hizbullah Berkabung

Tiga jurnalis Lebanon juga tewas dalam serangan Israel.

Hizbullah mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasi lima serangan terhadap posisi militer Israel di perbatasan.

Kelompok itu mengatakan bahwa serangan tersebut adalah untuk mendukung rakyat Palestina "yang teguh dan perlawanannya yang gagah berani dan terhormat."

Seorang juru bicara pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon mengatakan kepada Reuters bahwa telah terjadi penembakan di dekat markas besarnya di dekat kota pesisir Naqoura dan di Aita al-Shaab, juga di Lebanon selatan, pada sore hari.

“Hizbullah telah menghubungkan apa yang terjadi di perbatasan dengan apa yang terjadi di Gaza,” kata Nabil Boumonsef, wakil pemimpin redaksi surat kabar Annahar Lebanon.

“Selagi perang di Gaza berlanjut, Lebanon akan terus terancam oleh bahaya eskalasi besar-besaran.”

Politisi senior Hizbullah Hassan Fadlallah sebelumnya mengatakan kelompoknya waspada dan siap setelah gencatan senjata Hamas-Israel berakhir.

“Di Lebanon, kami prihatin menghadapi tantangan ini, waspada, dan selalu siap menghadapi segala kemungkinan dan bahaya apa pun yang mungkin timbul di negara kami,” ujarnya.

“Tidak ada yang berpikir bahwa Lebanon telah terhindar dari serangan Zionis atau bahwa apa yang terjadi di Gaza tidak akan mempengaruhi situasi di Lebanon,” katanya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved