Selasa, 7 Oktober 2025

Polisi selidiki sindikat perdagangan manusia pengungsi Rohingya di Aceh - ‘Saya bayar Rp20 juta agar keluarga saya bisa naik perahu’

Polres Aceh Timur mengusut dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di tengah gelombang pengungsi Rohingya yang mendarat di Aceh.…

BBC Indonesia
Polisi selidiki sindikat perdagangan manusia pengungsi Rohingya di Aceh - ‘Saya bayar Rp20 juta agar keluarga saya bisa naik perahu’ 

Ia mengatakan bahwa saat ini, Polda masih melakukan penyelidikan terhadap dugaan TPPO sehingga proses masih berjalan. Oleh karena itu, pihak Kemenko Polhukam masih menunggu hasil pemeriksaan Polda Aceh terkait dugaan itu.

“Karena kesulitan juga komunikasi kita dengan bahasa dengan mereka. Kita lihat dulu, kalau itu saya belum berani komentar terkait masalah itu. Karena masih berupa dugaan,” katanya.

Indikasi TPPO pernah terjadi sebelumnya

Dirreskrimum Polda Aceh Kombes, Ade Harianto, mengatakan indikasi terkait kedatangan pengungsi etnis Rohinya sebetulnya sudah ada sejak 2015, ketika warga Rohingya mulai mengungsi ke Aceh.

Sejak 2015, kata Ade, Polda Aceh dan jajaran sudah menangani lebih dari 20 kasus dengan tersangka 24 orang.

“Modusnya hampir sama, yaitu [warga] Rohingya masuk ke Aceh kemudian mencari jalan untuk melarikan diri, khususnya ke Malaysia. Karena memang diduga sudah banyak saudara dan kerabatnya berada di Malaysia,” ujar Ade.

Pada Februari 2022, sebanyak 31 orang Rohingya berhasil melarikan diri dari Balai Latihan Kerja (BLK) Kandang, yang terletak di Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh.

Kejadian itu merupakan jumlah terbanyak kasus pelarian Rohingya di Aceh sepanjang 2022, setelah gelombang kedatangan lebih dari 100 orang melalui kapal yang nyaris tenggelam di penghujung tahun lalu.

Menurut data UNHCR pada Februari 2022, dari 105 pengungsi Rohingya yang terdaftar dan ditampung di BLK Lhokseumawe, hanya 41 orang yang tersisa. Sebanyak 64 orang lain telah berhasil kabur dengan cara sama: merusak pagar belakang di dekat kamar mandi yang terbuat dari seng.

Menurut informasi yang dikumpulkan BBC News Indonesia dari orang-orang yang tahu seluk beluk jalur kabur para pengungsi, mereka yang berhasil kabur ini kemudian mengendap-endap dan bersembunyi di rawa selama beberapa jam, menunggu sinyal dari penjemput yang kemudian akan membawa mereka ke Medan.

Sejumlah warga Rohingya mengaku kepergian mereka karena suruhan oleh anggota keluarga yang terlebih dahulu berada di Malaysia.

Sebagian dari mereka berusaha menuju ke Malaysia namun terdampar di Aceh karena kerusakan mesin kapal, dalam perjalanan dari kamp pengungsi di Bangladesh, Cox's Bazar.

Secara umum komunitas Rohingya di Malaysia juga lebih banyak dan mereka bisa bekerja walaupun secara ilegal.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved