Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Eks-Perwira Marinir AS: Gencatan Senjata Berarti Hamas Menang dan Permalukan Tentara Israel

Kesepakatan gencatan senjatan itu merupakan kemenangan bagi Palestina dan penghinaan bagi negara Zionis. Israel pernah bilang tak mau gencatan senjata

Ahikam SERI / AFP
--FOTO DIAMBIL SELAMA TUR TERKONTROL DAN SELANJUTNYA DIEDIT DI BAWAH PENGAWASAN MILITER ISRAEL-- Pasukan Israel berpatroli di sepanjang jalan selama operasi militer di Jalur Gaza utara di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, pada 22 November , 2023. 

Eks-Perwira Marinir AS: Gencatan Senjata Berarti Hamas Menang dan Permalukan Tentara Israel

TRIBUNNEWS.COM - Kesepakatan gencatan senjata di Perang Gaza antara milisi pembebasan Palestina, Hamas dan tentara Israel, dinilai sebagai bentuk kemenangan milisi terlepas dari superioritas kekuatan militer tentara Israel (IDF).

Hal itu diungkapkan mantan inspektur senjata PBB dan eks-perwira Marinir Amerika Serikat (AS), Scott Ritter.

Dia bahkan mengungkapkan kalau kesepakatan gencatan senjatan itu merupakan kemenangan bagi Palestina dan penghinaan bagi negara Zionis. 

Baca juga: Israel Setuju Gencatan Senjata, Hamas Gerak Cepat Temui Pimpinan Hizbullah Galang Kekuatan Baru

Scott Ritter, berpendapat, dari sudut pandang doktrinal, pemerintah Israel sejatinya tidak pernah ingin melakukan pertukaran tahanan.

Tentara Israel, kata dia, yang punya prinsip Hannibal Directive, dinilai lebih suka menumbalkan sandera yang ditahan Hamas ketimbang harus memberikan waktu bagi lawan mereka untuk mengatur kekuatan baru dengan jeda waktu yang diberikan.

“Itulah sebabnya mereka mengadopsi sesuatu yang disebut Hannibal Directive (Protokol Hannibal), yang pada dasarnya memerintahkan Angkatan Pertahanan Israel untuk membunuh tentara yang ditangkap oleh Hamas atau Hizbullah sehingga mereka tidak dapat digunakan sebagai alat untuk melawan Israel, seperti lebih dari 200 sandera sedang digunakan (jadi alat Hamas) saat ini," kata dia.

Atas dasar penilaian itu, mantan inspektur senjata PBB itu mengatakan kalau siapa pun yang peduli terhadap kemanusiaan dan manusia, harus menyambut kabar baik tentang perjanjian tersebut.

Baca juga: Hannibal Directive, Protokol dan Metode Tentara Israel Tumbalkan Warganya Sendiri Demi Tumpas Hamas

Ratusan mobil yang hancur di lokasi Festival Nova berlangsung. Ada dugaan kalau jatuhnya banyak korban jiwa di pihak Israel saat serangan Hamas itu justru disebabkan oleh membabibutanya IDF. Festival Nova berlangsung di dekat Kibbutz Beeri, hanya lima kilometer dari tembok pemisah Gaza.
Ratusan mobil yang hancur di lokasi Festival Nova berlangsung. Ada dugaan kalau jatuhnya banyak korban jiwa di pihak Israel saat serangan Hamas itu justru disebabkan oleh membabibutanya IDF. Festival Nova berlangsung di dekat Kibbutz Beeri, hanya lima kilometer dari tembok pemisah Gaza. (tangkap layar twitter)

Kemenangan Hamas

Soal prinsip Hannibal Directive, Scott Ritter menunjukkan beberapa contoh, seperti terbunuhnya sandera Israel justru oleh bombardemen yang dilakukan IDF saat menghancurkan sebagian besar Kota Gaza dan daerah perkotaan lainnya.

Bahkan, seperti yang diberitakan, IDF juga tidak ragu membabat habis warga sipil mereka sendiri pada kejadian 7 Oktober saat Brigade al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, dan kelompok militan lainnya Palestina melakukan serangan ke pemukiman Israel.

Baca juga: Helikopter Apache Israel Tewaskan Tentaranya Sendiri dan Warga Sipil Saat Serangan Hamas?

“Beberapa orang bahkan mengatakan sebagian besar kematian yang diderita pada tanggal 7 Oktober (terjadi) ketika pasukan Israel menutup berbagai kibbutze (permukiman) yang sedang diduduki oleh Hamas yang menyandera warga Israel, menembaki gedung-gedung, menewaskan baik pejuang Hamas maupun para sandera," kata Ritter.

Dia membandingkan aksi tumbal ini dengan tujuan Hamas, yang menjadikan aksi menyandera dengan tujuan menukar mereka dengan tahanan yang ditahan.

“Jadi ini merupakan kemenangan besar bagi Hamas,” tegas Ritter.

“Ini adalah salah satu tujuan utama yang mereka tetapkan dalam operasi banjir Al-Aqsa untuk menangkap warga Israel, membawa mereka kembali, menahan mereka, dan kemudian menukar mereka dengan pembebasan tahanan Palestina yang tidak berniat dibebaskan oleh Israel.”

Dia mengigatkan, Israel pernah mengatakan, 'kami tidak akan pernah menyetujui gencatan senjata'.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved