Konflik Palestina Vs Israel
Eks-Perwira Marinir AS: Gencatan Senjata Berarti Hamas Menang dan Permalukan Tentara Israel
Kesepakatan gencatan senjatan itu merupakan kemenangan bagi Palestina dan penghinaan bagi negara Zionis. Israel pernah bilang tak mau gencatan senjata
Eks-Perwira Marinir AS: Gencatan Senjata Berarti Hamas Menang dan Permalukan Tentara Israel
TRIBUNNEWS.COM - Kesepakatan gencatan senjata di Perang Gaza antara milisi pembebasan Palestina, Hamas dan tentara Israel, dinilai sebagai bentuk kemenangan milisi terlepas dari superioritas kekuatan militer tentara Israel (IDF).
Hal itu diungkapkan mantan inspektur senjata PBB dan eks-perwira Marinir Amerika Serikat (AS), Scott Ritter.
Dia bahkan mengungkapkan kalau kesepakatan gencatan senjatan itu merupakan kemenangan bagi Palestina dan penghinaan bagi negara Zionis.
Baca juga: Israel Setuju Gencatan Senjata, Hamas Gerak Cepat Temui Pimpinan Hizbullah Galang Kekuatan Baru
Scott Ritter, berpendapat, dari sudut pandang doktrinal, pemerintah Israel sejatinya tidak pernah ingin melakukan pertukaran tahanan.
Tentara Israel, kata dia, yang punya prinsip Hannibal Directive, dinilai lebih suka menumbalkan sandera yang ditahan Hamas ketimbang harus memberikan waktu bagi lawan mereka untuk mengatur kekuatan baru dengan jeda waktu yang diberikan.
“Itulah sebabnya mereka mengadopsi sesuatu yang disebut Hannibal Directive (Protokol Hannibal), yang pada dasarnya memerintahkan Angkatan Pertahanan Israel untuk membunuh tentara yang ditangkap oleh Hamas atau Hizbullah sehingga mereka tidak dapat digunakan sebagai alat untuk melawan Israel, seperti lebih dari 200 sandera sedang digunakan (jadi alat Hamas) saat ini," kata dia.
Atas dasar penilaian itu, mantan inspektur senjata PBB itu mengatakan kalau siapa pun yang peduli terhadap kemanusiaan dan manusia, harus menyambut kabar baik tentang perjanjian tersebut.
Baca juga: Hannibal Directive, Protokol dan Metode Tentara Israel Tumbalkan Warganya Sendiri Demi Tumpas Hamas

Kemenangan Hamas
Soal prinsip Hannibal Directive, Scott Ritter menunjukkan beberapa contoh, seperti terbunuhnya sandera Israel justru oleh bombardemen yang dilakukan IDF saat menghancurkan sebagian besar Kota Gaza dan daerah perkotaan lainnya.
Bahkan, seperti yang diberitakan, IDF juga tidak ragu membabat habis warga sipil mereka sendiri pada kejadian 7 Oktober saat Brigade al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, dan kelompok militan lainnya Palestina melakukan serangan ke pemukiman Israel.
Baca juga: Helikopter Apache Israel Tewaskan Tentaranya Sendiri dan Warga Sipil Saat Serangan Hamas?
“Beberapa orang bahkan mengatakan sebagian besar kematian yang diderita pada tanggal 7 Oktober (terjadi) ketika pasukan Israel menutup berbagai kibbutze (permukiman) yang sedang diduduki oleh Hamas yang menyandera warga Israel, menembaki gedung-gedung, menewaskan baik pejuang Hamas maupun para sandera," kata Ritter.
Dia membandingkan aksi tumbal ini dengan tujuan Hamas, yang menjadikan aksi menyandera dengan tujuan menukar mereka dengan tahanan yang ditahan.
“Jadi ini merupakan kemenangan besar bagi Hamas,” tegas Ritter.
“Ini adalah salah satu tujuan utama yang mereka tetapkan dalam operasi banjir Al-Aqsa untuk menangkap warga Israel, membawa mereka kembali, menahan mereka, dan kemudian menukar mereka dengan pembebasan tahanan Palestina yang tidak berniat dibebaskan oleh Israel.”
Dia mengigatkan, Israel pernah mengatakan, 'kami tidak akan pernah menyetujui gencatan senjata'.
Konflik Palestina Vs Israel
Pidato Presiden Prabowo di Sidang PBB Dinilai Cerminan Indonesia Terus Dukung Kemerdekaan Palestina |
---|
Demi Netanyahu, AS Ancam Lumpuhkan ICC: Sanksi Menyeluruh Bisa Bikin Pengadilan Mati Mesin |
---|
Solusi Dua Negara: Jalan Damai yang Kini Tinggal Ilusi di Tengah Genosida di Gaza |
---|
Sekjen PDIP Puji Pidato Prabowo Soal Kemerdekaan Palestina di PBB: Senafas Perjuangan Bung Karno |
---|
Anggota DPR: Kehadiran Presiden di Forum Terbatas PBB Bukti Pengakuan Diplomasi Kemanusiaan RI |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.