Jokowi desak Biden untuk dorong Israel hentikan serangan ke Gaza, tapi 'tidak ditanggapi'
Presiden Joko Widodo mengatakan telah menyampaikan secara langsung kepada Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengenai pentingnya…
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Parahyangan, Kishino Bawono, pesimistis diplomasi Jokowi bakal berhasil, mengingat kebijakan mendasar AS yang memang pro-Israel.
"Harus diakui kalau upaya kolektif, kemungkinannya akan lebih besar untuk menekan Israel.
"Namun, harus diingat lagi bahwa presiden AS punya tanggung jawab terhadap konstituen negara mereka sendiri, entah itu pemilih mereka maupun kepentingan politik negaranya," katanya.
Tekanan dalam negeri lebih ampuh?
Tia memandang tekanan dalam negeri di AS pun akan lebih berpengaruh ketimbang diplomasi Jokowi, terutama karena para politikus AS harus sudah mulai memasang strategi menarik suara rakyat menjelang pemilihan umum tahun depan.
Sejak konflik memanas dan serangan Israel ke Jalur Gaza kian membeludak, mulai muncul gelombang warga AS yang menyuarakan dukungan bagi Palestina.
Tia memandang pemerintah AS bisa saja melunak jika terus digerus protes warga, seperti yang terjadi di Inggris dan Prancis.
"Tekanan publik di Inggris, misalnya, perdana menterinya yang awalnya sangat keras, sekarang mulai lemah. [Presiden Prancis, Emanuel] Macron bahkan mendeklarasikan untuk gencatan senjata," kata Tia.
Ia melihat situasi serupa bisa terjadi di AS yang masyarakatnya sangat demokratis. Menurut Tia, kondisi politik di AS dan negara Barat lainnya juga saat ini sudah mulai bergeser, terutama setelah gelombang imigran korban konflik di berbagai belahan dunia mulai menerjang negara mereka.
Gelombang imigran ini meningkatkan kesadaran publik atas kesetaraan. Pada akhirnya, publik akan terus mendesak kesetaraan.
"Ini menyebabkan voters di negara-negara Barat dan Amerika berubah. Kondisi politiknya berubah. Kalau publik terus menekan ini, bisa jadi melemah juga negara-negara ini, ditambah dengan kunjungannya Pak Jokowi," tutur Tia.
"Jadi tekanan publik semakin keras, Pak Jokowi datang. Timing-nya tepat. Akhirnya ceasefire yang didapatkan oleh Indonesia."
Kishino Bawono juga mengamini kemunculan gelombang masyarakat AS yang mendukung Palestina, tapi ia tetap pesimistis.
"Memang sudah mulai ada suara-suara pro-Palestina, tapi itu masih jauh lebih sedikit dibandingkan kelompok-kelompok yang pro-Israel," kata Kishino kepada BBC News Indonesia.
Kishino juga membahas pernyataan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, yang sempat mengkritik serangan Israel membunuh warga sipil di Jalur Gaza. Menurutnya, pernyataan Blinken itu juga tak bertaring.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.