Jumat, 3 Oktober 2025
Deutsche Welle

Perbatasan Rafah Dibuka Kembali, Ratusan Orang Tinggalkan Gaza

Ratusan warga Palestina yang terluka dan warga negara asing telah diizinkan untuk meninggalkan Gaza melalui penyeberangan Rafah. Sementara…

Deutsche Welle
Perbatasan Rafah Dibuka Kembali, Ratusan Orang Tinggalkan Gaza 

Direktur rumah sakit, Mohammad Abu Salmiya, mengatakan kepada para jurnalis bahwa 300 liter hanya cukup untuk menyalakan generator selama "tidak lebih dari seperempat jam."

Organisasi Dokter Tanpa Batas Negara, MSF; mengatakan bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan staf mereka di RS Al-Shifa, yang merupakan fasilitas medis terbesar di Jalur Gaza.

Sementara itu, organisasi Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bahwa RS Al-Quds "tidak lagi beroperasi" karena kekurangan bahan bakar untuk menyalakan generator.

"Rumah sakit telah dibiarkan berjuang sendiri di bawah pemboman Israel yang sedang berlangsung, menimbulkan risiko berat bagi staf medis, pasien, dan warga sipil yang terlantar," tambah organisasi tersebut. Israel justru membantah telah mengebom rumah sakit itu.

Alyona Synenko, juru bicara Palang Merah Internasional (ICRC) di Yerusalem, mengatakan kepada DW bahwa kondisi di bagian selatan Gaza "seharusnya bisa lebih baik", tapi fasilitas medis di sana masih "menghadapi tantangan yang begitu besar."

"Setiap hari mereka menerima pasien baru, pasien dengan luka parah, banyak luka bakar, dan mereka kehabisan banyak persediaan penting, seperti kain kasa dan obat bius," katanya, seraya menambahkan bahwa banyak anak kecil di antara para korban.

Netanyahu: Tekanan militer dapat mengarah pada kesepakatan pembebasan sandera

Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Minggu (12/11) bahwa tentara Israel dapat mencapai kesepakatan dengan kelompok Islamis Hamas untuk membebaskan beberapa sandera yang ditahan di Jalur Gaza.

"Kami mendengar bahwa akan ada kesepakatan mengenai hal ini atau hal itu, namun kemudian kami mengetahui bahwa itu semua adalah omong kosong," kata Netanyahu dalam sebuah wawancara di program televisi Amerika Serikat "Meet the Press."

"Tapi, begitu kami memulai operasi darat, hal itu mulai berubah."

Netanyahu mengatakan hanya tekanan militer yang dapat menghasilkan kesepakatan dengan Hamas, yang dianggap sebagai salah satu kelompok teroris oleh AS, Uni Eropa, Jerman, dan sebagian besar Eropa.

"Mungkin saja ada [kesepakatan], tetapi saya pikir semakin sedikit saya mengatakannya, semakin besar peluangnya untuk terwujud," tambahnya.

kp/ha/hp (Reuters, AFP, AP, dpa)

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved