Senin, 6 Oktober 2025

Lima fakta baru setelah empat minggu eskalasi tempur Israel-Hamas

Banyak hal tidak pasti yang menyelubungi eskalasi tempur Israel-Hamas di Gaza. Telah banyak solusi yang diajukan, tapi bisakah generasi…

BBC Indonesia
Lima fakta baru setelah empat minggu eskalasi tempur Israel-Hamas 

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah tiba di Tel Aviv, Israel.

Sebelum lepas landas, dia berkata: "Ketika saya melihat seorang anak Palestina, baik laki-laki, perempuan, ditarik dari reruntuhan bangunan, hal itu membuat saya terpukul seperti melihat seorang anak dari Israel atau di mana pun."

Saya telah meliput semua perang Israel dalam 30 tahun terakhir. Saya tidak ingat pemerintahan AS menyatakan secara terbuka bahwa Israel perlu mematuhi hukum perang.

Kunjungan Blinken menunjukkan bahwa dia yakin Israel tidak mengikuti saran Biden.

3.

Hal lain yang kita tahu dengan pasti adalah bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berada di bawah tekanan besar di internal negaranya.

Berbeda dengan para pemimpin keamanan dan militer Israel, ia belum menerima tanggung jawab pribadi apa pun atas serangkaian kegagalan besar yang menyebabkan warga di perbatasan Israel tidak terlindungi pada tanggal 7 Oktober.

Pada 29 Oktober lalu, Netanyahu membuat heboh ketika mengunggah cuitan yang menyalahkan badan intelijen Israel.

Belakangan Netanyahu menghapus cuitan tersebut dan meminta maaf.

Tiga orang Israel, yaitu mantan perunding perdamaian, mantan kepala Badan Intelijen Internal Israel Shin Bet, dan juga Netanyahu dituding beberapa pihak bertanggung jawab atas peristiwa 7 Oktober.

Seorang pengusaha di bidang teknologi dan menulis sebuah artikel di jurnal Foreign Affairs, menyebut bahwa Netanyahu tidak boleh terlibat dalam perang dan apa pun yang terjadi setelahnya.

Netanyahu memiliki pendukung setia, tapi dia telah kehilangan kepercayaan dari tokoh-tokoh terkemuka di militer dan keamanan Israel.

Noam Tibon, pensiunan jenderal yang saya wawancarai, membandingkan Netanyahu dengan Neville Chamberlain, Perdana Menteri Inggris yang dipaksa mengundurkan diri pada tahun 1940. Chamberlain akhirnya digantikan oleh Winston Churchill.

"Ini adalah kegagalan terbesar dalam sejarah negara Israel. Ini adalah kegagalan militer. Ini adalah kegagalan intelijen. Dan ini adalah kegagalan pemerintah," kata Tibon.

"Yang benar-benar bertanggung jawab, semua kesalahannya ada padanya, pada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Dia bertanggung jawab atas kegagalan terbesar dalam sejarah Israel," ujar Tibon.

4.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved