Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Populer Internasional: Yaman Nyatakan Perang Lawan Israel - Serangan di Kamp Pengungsi Jabalia Gaza

Rangkuman berita populer internasional, di antaranya serangan Israel di kamp pengungsi di Gaza hingga Yaman nyatakan perang lawan Israel.

Kolase Tribunnews/AFP
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya serangan Israel di kamp pengungsi di Gaza hingga Yaman nyatakan perang lawan Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Dukung Palestina, Yaman menyatakan perang terhadap Israel, sejumlah rudal dan drone telah diluncurkan.

Sementara itu, sebuah kamp pengungsi di Gaza, Jabalia, terkena serangan udara Israel.

Lebih dari 50 orang tewas dan 150 lainnya luka-luka.

Selengkapnya, berikut kumpulan berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

1. Yaman Nyatakan Perang Lawan Israel, Dukung Palestina dalam Konflik Gaza

Baca juga: Israel Kerahkan Kapal Rudal ke Laut Merah, Buntut Serangan Drone Houthi Yaman

Juru bicara angkatan bersenjata Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Saree mengumumkan akan memberi dukungan kuat bagi warga Palestina.

Jenderal Yahya Saree mengumumkan pernyataan tersebut dari Ibu Kota Yaman, Sana'a pada Selasa (31/10/2023).

Ia mengatakan Yaman telah meluncurkan sejumlah besar rudal balistik bersama dengan sejumlah drone.

Rudal dan drone tersebut ditargetkan di berbagai lokasi di wilayah pendudukan Palestina.

Serangan rudal dan drone ini adalah operasi ketiga dari serangkaian aksi untuk mendukung saudara-saudaranya di Palestina.

“Angkatan Bersenjata Yaman mengonfirmasi bahwa mereka akan terus melakukan serangan kualitatif dengan rudal dan drone sampai agresi Israel berhenti,” kata pernyataan militer Houthi yang disiarkan di TV Al-Masirah, dikutip dari Al Arabiya.

Saree mengatakan serangan ini akan terus berlanjut sampai Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menghentikan operasi di sektor Gaza.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Mengenal Kamp Jabalia di Gaza, Rumah Bagi Ratusan Ribu Pengungsi Palestina yang Dibombardir Israel

Warga Palestina memeriksa kehancuran pasca serangan Israel malam sebelumnya di kamp Jabalia untuk pengungsi Palestina di Jalur Gaza, pada 1 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina.
Warga Palestina memeriksa kehancuran pasca serangan Israel malam sebelumnya di kamp Jabalia untuk pengungsi Palestina di Jalur Gaza, pada 1 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. (BASHAR TALEB / AFP)

Baca juga: Israel gempur kamp pengungsi Jabalia di Gaza, Netanyahu sebut Ini waktunya berperang

Israel melancarkan serangan udaranya di kamp pengungsian padat penduduk Jabalia di Gaza utara, Selasa (31/10/2023) kemarin.

Akibat serangan tersebut, 50 orang dinyatakan tewas dan 150 lainnya terluka.

Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Letkol Richard Hecht mengatakan, Hamas telah bersembunyi di belakang warga sipil.

Militer Israel mengatakan Hamas telah membangun infrastruktur teroris di bawah pemukiman, dan mengklaim operasi tersebut menewaskan seorang pemimpin Hamas.

Lantas, apa itu Kamp Jabalia?

Dikutip dari Badan Bantuan dan Kerja PBB (UNRWA), Jabalia adalah kamp pengungsi terbesar dari delapan kamp pengungsi di Jalur Gaza.

Lokasi Kamp Jabalia berada di utara Kota Gaza, dekat dengan desa yang namanya sama.

Setelah perang pada tahun 1948, para pengungsi menetap di kamp tersebut, sebagian besar melarikan diri dari desa-desa di Palestina selatan.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Para Perempuan di Palestina Terpaksa Konsumsi Pil Penunda Menstruasi di Tengah Perang

Seorang wanita Palestina membersihkan panci masaknya menggunakan air laut karena kekurangan air bersih dan listrik, di sepanjang pantai di Deir el-Balah di Jalur Gaza selatan pada 29 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas . Israel menggempur Gaza yang dikuasai Hamas pada tanggal 29 Oktober, dalam serangan udara dan darat yang meningkat ketika PBB memperingatkan bahwa ketertiban sipil ?mulai rusak? di wilayah Palestina yang terkepung. Ribuan warga sipil, baik warga Palestina maupun Israel, telah tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza memasuki Israel selatan dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memicu perang yang diumumkan oleh Israel terhadap Hamas dengan pemboman balasan di Gaza. (Photo by MAHMUD HAMS / AFP)
Seorang wanita Palestina membersihkan panci masaknya menggunakan air laut karena kekurangan air bersih dan listrik, di sepanjang pantai di Deir el-Balah di Jalur Gaza selatan pada 29 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. (AFP/MAHMUD HAMS)

Banyak perempuan Palestina yang terpaksa meminum pil penunda menstruasi.

Hal itu dilakukan karena kurangnya akses air, pembalut, hingga tampon.

Salma Khaled, seorang perempuan Palestina, mengatakan mereka tidak punya pilihan selain mengambil risiko di tengah gencarnya Israel.

Ia mengatakan, dirinya terus-menerus berada dalam ketakutan, ketidaknyamanan, dan depresi, yang berdampak buruk pada siklus menstruasinya.

"Saya mengalami hari-hari tersulit dalam hidup saya selama perang ini."

"Saya mendapat menstruasi dua kali dalam bulan ini – yang sangat tidak teratur bagi saya – dan mengalami pendarahan hebat," ujar Salma, dikutip dari Al Jazeera.

Salma memaparkan, di sejumlah toko dan apotek tidak tersedia cukup pembalut.

Selain itu, penggunaan kamar mandi harus dijatah dan mandi dibatasi beberapa hari sekali.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Direktur HAM Craig Mokhiber Mundur dari PBB, Kesal PBB Tunduk pada AS, Gagal Desak Israel

Craig Mokhiber, pejabat tinggi HAM PBB (OHCHR) yang mengundurkan diri sebagai protes tentang genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
Craig Mokhiber, pejabat tinggi HAM PBB (OHCHR) yang mengundurkan diri sebagai protes tentang genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza. (Twitter Craig Mokhiber @CraigMokhiber)

Baca juga: PBB: Gaza Jadi Kuburan Ribuan Anak Palestina saat Israel Tingkatkan Serangan

Direktur kantor hak asasi manusia PBB (OHCHR) di New York, Craig Mokhiber, mengundurkan diri dari jabatannya.

Pengunduran diri ini adalah bentuk protes karena PBB tidak bisa menghentikan genosida yang dilakukan Israel di Gaza.

Menurutnya, PBB tunduk di bawah kekuasaan AS dan menyerah untuk mendesak Israel agar menghentikan kekerasan yang masih terjadi saat ini.

"Alih-alih melakukan tugasnya, PBB justru menyerah pada kekuasaan AS dan menyerah pada lobi Israel, sementara proyek kolonial pemukim Eropa, etno-nasionalis, dan pemukim di Palestina telah memasuki tahap akhir,” kata Craig Mokhiber dalam surat kepada Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, Selasa (31/11/2023).

“Sekali lagi, kita melihat genosida terjadi di depan mata kita, dan Organisasi yang kita layani tampaknya tidak berdaya untuk menghentikannya,” lanjutnya, merujuk pada PBB.

Craig Mokhiber dengan tegas menggambarkan tindakan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sebagai genosida.

Ia mengakui kata tersebut sering menjadi sasaran pelecehan politik.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

 
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved