Konflik Palestina Vs Israel
Mengenal Kamp Jabalia di Gaza, Rumah Bagi Ratusan Ribu Pengungsi Palestina yang Dibombardir Israel
Israel melakukan serangan udara di Kamp Jabalia di Gaza utara yang mengakibatkan 50 orang tewas dan 150 lainnya luka. Lantas, apa itu Kamp Jabalia?
TRIBUNNEWS.COM - Israel melancarkan serangan udaranya di kamp pengungsian padat penduduk Jabalia di Gaza utara, Selasa (31/10/2023) kemarin.
Akibat serangan tersebut, 50 orang dinyatakan tewas dan 150 lainnya terluka.
Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Letkol Richard Hecht mengatakan, Hamas telah bersembunyi di belakang warga sipil.
Militer Israel mengatakan Hamas telah membangun infrastruktur teroris di bawah pemukiman, dan mengklaim operasi tersebut menewaskan seorang pemimpin Hamas.
Lantas, apa itu Kamp Jabalia?
Dikutip dari Badan Bantuan dan Kerja PBB (UNRWA), Jabalia adalah kamp pengungsi terbesar dari delapan kamp pengungsi di Jalur Gaza.
Baca juga: Video Tentara Israel Perlahan Maju ke Dalam Gaza, Mau Belah Wilayah Jadi 2, Kamp Pengungsi Dihajar
Lokasi Kamp Jabalia berada di utara Kota Gaza, dekat dengan desa yang namanya sama.
Setelah perang pada tahun 1948, para pengungsi menetap di kamp tersebut, sebagian besar melarikan diri dari desa-desa di Palestina selatan.
Saat ini, luas kamp tersebut hanya 1,4 kilometer persegi dengan 116.011 pengungsi yang terdaftar di UNRWA.
Blokade Gaza Buat Kehidupan Makin Sulit

Baca juga: PBB: Gaza Jadi Kuburan Ribuan Anak Palestina saat Israel Tingkatkan Serangan
Blokade yang terjadi di Gaza membuat pengungsi di Kamp Jabalia semakin sulit.
Tingkat pengangguran meningkat secara dramatis, dan semakin sedikit keluarga yang mampu menghidupi dirinya sendiri.
Selama bertahun-tahun, sebagian besar penduduk, yang tadinya mampu mencukupi kebutuhan sendiri, kini bergantung pada program bantuan pangan UNRWA.
Kebersihan dasar juga menjadi perhatian besar di kamp tersebut, dengan 90 persen air tidak layak untuk dikonsumsi manusia.
Jabalia adalah kamp yang paling dekat dengan perbatasan Erez antara Jalur Gaza dan Israel.
Baca juga: Direktur HAM PBB Mundur Usai Akui Gagal Cegah Genosida di Gaza oleh Israel
Menurut OCHA, sebelum intifada kedua, lebih dari 21.000 warga Palestina melintasi Erez untuk bekerja di Israel setiap hari.
Kebijakan baru diterapkan pada awal intifada kedua pada bulan September 2000, dan diperketat setelah Juni 2007 setelah pengambilalihan Jalur Gaza oleh Hamas.
Berdasarkan kebijakan baru ini, hanya orang-orang yang termasuk dalam kategori tertentu yang ditetapkan Israel yang berhak mendapatkan izin keluar, dan harus melalui pemeriksaan keamanan.
Kebanyakan masyarakat Palestina di Gaza tidak memenuhi syarat untuk mengajukan izin keluar.
Dalam beberapa tahun terakhir, kelayakan untuk keluar masuk Erez telah diperluas hingga mencakup pasien yang dirujuk untuk perawatan medis di luar Gaza.
Baca juga: Israel Klaim Komandan Hamas Terbunuh saat Lakukan Serangan di Kamp Jabalia Gaza
Selain itu, juga termasuk pedagang, staf organisasi internasional, dan kasus kemanusiaan luar biasa.
Menurut OCHA , pada Juni 2023, 42.220 orang diizinkan keluar Jalur Gaza, sementara 55.689 orang diizinkan masuk.
Israel Klaim Bunuh Komandan Hamas di Jabalia

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim telah membunuh seorang komandan Hamas saat melakukan serangan udara di Kamp Jabalia.
Baca juga: Penderitaan Warga Gaza Palestina Buat Oki Setiana Dewi Sedih dan Merasa Bersalah
IDF mengatakan serangan udara di Jabalia, kamp pengungsi terbesar di Gaza, telah menewaskan Ibrahim Biari, seorang komandan Hamas.
Lusinan pejuang Hamas berada di kompleks terowongan bawah tanah yang sama dengan Biari juga tewas.
"Saya akan melakukan apa saja untuk menghancurkan Hamas sepenuhnya. Saya berkomitmen untuk itu. Itu adalah perang (untuk) masa depan Israel - tidak kurang dari itu," kata Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, dikutip dari Reuters.
"Hamas punya dua pilihan – dibunuh atau menyerah tanpa syarat," lanjutnya.
Sementara itu, Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem membantah ada komandan senior yang berada di kamp tersebut.
Baca juga: Yaman Nyatakan Perang Lawan Israel, Dukung Palestina dalam Konflik Gaza
Qassem mengatakan, klaim tersebut sebagai dalih Israel untuk membunuh warga sipil.
Hamas mengatakan ada 400 orang tewas dan terluka di Jabalia, yang menampung keluarga pengungsi akibat perang dengan Israel sejak tahun 1948.
Ledakan itu meninggalkan kawah besar yang dikelilingi reruntuhan bangunan.
Israel berulang kali memperingatkan warga Gaza untuk mengungsi dari wilayah utara dan meski banyak yang pergi ke selatan, banyak yang tetap tinggal.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.