Minggu, 5 Oktober 2025

Israel-Hamas: Rumah sakit di Gaza kehabisan kain kafan – ‘Bantuan yang datang ibarat setetes air di lautan‘

Saat pertikaian Israel dan Hamas memasuki pekan ketiga, para dokter di Gaza berjuang menyelamatkan para korban luka.

BBC Indonesia
Israel-Hamas: Rumah sakit di Gaza kehabisan kain kafan – ‘Bantuan yang datang ibarat setetes air di lautan‘ 

Meskipun sejumlah makanan dan pasokan medis dibawa rombongan truk tersbeut, tidak ada bahan bakar yang masuk ke Gaza sejak konflik dimulai. Rumah sakit mengandalkan generator bertenaga diesel.

Pada Minggu (22/10), Unicef memperingatkan bahwa 120 bayi di inkubator - termasuk 70 bayi baru lahir prematur yang juga menggunakan ventilator - bergantung pada mesin yang terhubung dengan generator cadangan yang digunakan ketika pasokan listrik Gaza dari Israel dimatikan.

"Saat ini kami memiliki 120 bayi baru lahir yang berada di inkubator dan 70 di antaranya memiliki ventilasi mekanis. Tentu saja hal ini sangat kami khawatirkan," kata juru bicara Unicef, Jonathan Crickx.

Fikr Shalltoot, direktur lembaga amal Bantuan Medis untuk Palestina di Gaza, mengatakan beberapa bayi prematur telah lahir di tengah pertempuran terkini.

"Di bangsal itu ada seorang bayi berusia 32 minggu yang berhasil diselamatkan oleh dokter setelah ibunya terbunuh dalam serangan udara," katanya kepada BBC. Ibu dan seluruh keluarganya meninggal, namun bayinya berhasil diselamatkan.

Dia mengatakan kematian pasti terjadi pada anak tersebut, dan orang lain di bangsal yang sama, jika generator berhenti bekerja.

Persediaan bahan bakar untuk menghidupkannya terbatas.

'Bantuan yang datang hanya setetes air di lautan'

Kepala Kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, mengatakan konvoi truk gelombang kedua telah membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Sebanyak 14 truk telah masuk, sehari setelah 20 truk gelombang pertama melintasi perbatasan Rafah antara Mesir dan Gaza.

Griffiths, yang menjabat wakil sekretaris jenderal PBB untuk urusan kemanusiaan, menyatakan bahwa gelombang bantuan itu merupakan "Secercah harapan kecil bagi jutaan orang yang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan."

Menyusul kabar bahwa gelombang bantuan kedua telah tiba di Gaza, Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan akan ada "aliran bantuan penting yang berkelanjutan" ke wilayah tersebut.

Akan tetapi, kepala kemanusiaan lembaga Oxfam, Magnus Corfixen, menegaskan bantuan yang dikirim ke Gaza tidak cukup.

"Oxfam tentu saja menyambut baik konvoi bantuan lain yang terdiri dari 14 truk dan 20 truk kemarin [Sabtu] yang telah masuk ke Gaza," katanya, "tetapi kita juga harus mengatakan bahwa ini [bantuan yang datang] ibarat setetes air di lautan mengingat bantuan kemanusiaan berskala besar dibutuhkan saat ini di Gaza."

Tanpa gencatan senjata, menurutnya, situasi tidak akan membaik dan bantuan berkelanjutan sulit mencapai warga sipil yang membutuhkan.

"Agar hal itu bisa terjadi, kita juga perlu segera melakukan gencatan senjata".


Sumber: BBC Indonesia

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved