Konflik Palestina Vs Israel
Resolusi AS ke PBB: Bela Israel, Minta Iran Berhenti Pasok Senjata ke Militan
AS membuat resolusi kepada Dewan Keamanan PBB untuk konflik Israel-Hamas Palestina. AS bela Israel dan minta Iran berhenti memasok senjata ke militan.
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) mengusulkan rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk mengatasi konflik Israel-Hamas pada Sabtu (21/10/2023).
Resolusi AS mengatakan Israel mempunyai hak untuk membela diri dari serangan kelompok militan, merujuk ke Hamas Palestina dan sekutunya di Lebanon, Hizbullah.
AS menyatakan, Israel memiliki hak tersebut berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB.
"Pasal 51 mencakup hak individu atau kolektif negara untuk membela diri terhadap serangan bersenjata dan negara harus segera memberi tahu Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara tentang tindakan apa pun yang diambil negara untuk membela diri terhadap serangan bersenjata," bunyi resolusi itu, dikutip dari TBS News.
Sebelum itu, negara-negara Arab berpendapat Israel tidak dapat membenarkan tindakannya sebagai pembelaan diri.
“Jalur Gaza adalah wilayah pendudukan,” kata Mahmoud Daifallah Hmoud, Duta Besar Yordania untuk PBB kepada dewan tersebut pada Senin (16/10/2023).
Baca juga: Palestina: Israel gempur masjid dan kamp pengungsian di Tepi Barat
Ia mengutip pendapat Mahkamah Internasional (ICJ) pada tahun 2004 mengenai tembok pemisah Israel yang dibangun di sekitar Tepi Barat.
“Kami mengingat pendapat penasihat ICJ yang menyatakan Israel tidak memiliki hak untuk mempertahankan diri di wilayah pendudukan Palestina,” katanya, berbicara atas nama negara-negara Arab.
AS Minta Iran Setop Pasokan Senjata ke Militan

Baca juga: BREAKING NEWS: Israel Serang Terowongan Hamas dan Jihad Islam Palestina di Tepi Barat
Dalam resolusinya, AS juga menuntut Iran berhenti mengekspor senjata kepada milisi dan kelompok yang mengancam perdamaian dan keamanan di seluruh kawasan.
Kelompok Hizbullah yang didukung Iran dan bersenjata lengkap telah bentrok dengan Israel di perbatasan Lebanon beberapa kali sejak serangan Hamas ke Israel pada Sabtu (7/10/2023).
Hizbullah menyerang Israel untuk mendukung tindakan Hamas.
Lebih lanjut, rancangan teks itu menyerukan perlindungan warga sipil, termasuk mereka yang berusaha mencari keselamatan, dikutip dari Asharq Al-Awsat.
AS juga mendesak pengiriman bantuan yang memadai dan tanpa hambatan ke Jalur Gaza.

Baca juga: AS Gagal Cegah Israel Serang Hizbullah, IDF Klaim Hancurkan Peluncur Rudal di Lebanon
Di sisi lain, rancangan resolusi dari AS itu tidak menyerukan jeda atau gencatan senjata dalam pertempuran itu.
AS hanya menyerukan semua negara untuk mencoba dan menghentikan kekerasan di Gaza agar tidak meluas ke wilayah lain.
Termasuk, menuntut penghentian segera semua serangan oleh Hizbullah dan kelompok bersenjata lainnya.
Belum jelas apakah atau kapan AS berencana untuk melakukan pemungutan suara terhadap rancangan resolusi itu.
Untuk bisa lolos, sebuah resolusi memerlukan setidaknya sembilan suara setuju dan tidak ada veto dari anggota tetap Dewan Keamanan PBB; Rusia, Tiongkok, Amerika Serikat, Prancis, atau Inggris.
Dewan Keamanan PBB Tolak Resolusi Brazil dan Rusia

Baca juga: Rusia Tak Kecam Hamas, PBB Tolak Solusi Moskow soal Konflik Israel-Palestina
Resolusi AS muncul setelah negara Paman Sam memveto resolusi Brazil pada Rabu (18/10/2023) yang menyerukan penghentian kejahatan kemanusiaan dalam konflik Israel-Hamas Palestina, untuk memungkinkan akses bantuan ke Gaza.
AS kecewa karena rancangan undang-undang Brasil tidak menyebutkan hak Israel untuk membela diri.
Duta Besar AS, Linda Thomas-Greenfield, membenarkan veto itu dengan mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa diperlukan lebih banyak waktu untuk melakukan diplomasi di lapangan.
Linda mengatakan agar Dewan Keamanan PBB fokus untuk menjadi perantara akses bantuan ke Gaza dan mencoba membebaskan sandera yang ditahan oleh Hamas.
Sebelumnya, Dewan Keamanan PBB juga menolak resolusi dari Rusia untuk konflik Israel-Hamas Palestina.
Resolusi Rusia ditolak karena tidak mengutuk serangan Hamas, sementara Rusia mengatakan rancangan Moskow berfokus pada penyelesaian konflik dan kemanusiaan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.