Konflik Israel-Hamas: Biden Akan Temui Netanyahu dan Pemimpin Arab
Presiden AS Joe Biden akan berangkat ke Israel untuk menegaskan kembali “komitmen kuat” AS terhadap keamanan Israel. Selain itu,…
Proposal kedua yang diusulkan oleh Brasil dengan bahasa yang tegas mengecam kelompok militan Hamas, justru mendapat dukungan lebih luas dan diperkirakan akan dilakukan pemungutan suara pada Selasa (17/10) malam waktu Amerika, demikian laporan para diplomat.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia mengatakan, meskipun gagal, resolusi tersebut telah mendorong Dewan Keamanan untuk mengambil tindakan.
"Hal ini telah berkontribusi pada peluncuran diskusi substantif di Dewan Keamanan mengenai topik ini. Tanpa dorongan kami, semuanya mungkin hanya akan terbatas pada diskusi kosong," kata Nebenzia.
Gilad Erdan, utusan dari Israel mengatakan, Dewan Keamanan yang belum mengadopsi resolusi mengenai situasi di Israel dan wilayah Palestina sejak tahun 2016, berada di "salah satu persimpangan jalan paling penting” sejak lembaga itu didirikan setelah Perang Dunia II.
"Akankah dewan tersebut mendukung perjuangan demi peradaban? Atau akankah dewan tersebut memberikan insentif terhadap genosida para Jihadis yang bertujuan untuk membunuh semua orang kafir?,” ujar Erdan.
Duta Besar Palestina Riyad Mansour mengatakan, DK PBB memiliki kewajiban moral untuk bertindak dalam upaya menahan serangan Israel di Jalur Gaza yang menurutnya telah merenggut 12 nyawa setiap jamnya.
"Jangan memberikan sinyal bahwa nyawa warga Palestina tidak penting,” katanya.
"Jangan berani-berani mengatakan Israel tidak bertanggung jawab atas bom yang dijatuhkannya di atas kepala warga Palestina. Apa yang terjadi di Gaza bukanlah operasi militer. Ini adalah serangan skala penuh terhadap rakyat kami. Ini adalah pembantaian terhadap warga sipil yang tidak bersalah," kata Mansour.
ha/rs/as (DW, Reuters, AFP)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.