Konflik Palestina Vs Israel
Hamas Minta Warga Gaza Tak Ikuti Perintah Israel untuk Mengungsi ke Selatan
Hamas meminta warga Gaza utara tidak mengikuti perintah Israel untuk mengungsi ke selatan. Israel memberi waktu selama 24 jam untuk kosongkan Gaza.
TRIBUNNEWS.COM - Hamas mengatakan kepada warga Palestina yang tinggal di Gaza utara untuk tidak mengikuti perintah Israel untuk mengungsi ke selatan.
Hamas mendesak warga Palestina di Gaza untuk tidak terpengaruh oleh pernyataan itu.
"Pendudukan (Israel) berusaha menyebarkan dan mengedarkan propaganda palsu melalui berbagai cara, yang bertujuan untuk menciptakan kebingungan di antara warga negara dan merusak stabilitas internal kami," kata Hamas, dalam pernyataannya, Jumat (13/10/2023), dikutip dari AP News.
Sebelumnya, militer Israel mengeluarkan perintah kepada warga sipil di Gaza utara untuk meninggalkan rumah mereka dan melarikan diri dari ke selatan pada Kamis (12/10/2023) malam.
Mereka diberikan waktu selama 24 jam untuk meninggalkan Gaza utara.
Israel mengatakan akan melakukan operasi militer besar-besaran di Gaza utara dalam beberapa hari mendatang.
Baca juga: Kemlu RI: 231 WNI yang Wisata Religi di Israel Sudah Kembali di Indonesia
Militer Israel menambahkan, warga sipil Gaza hanya dapat kembali ke rumah mereka setelah ada pengumuman yang mengizinkan mereka untuk kembali ke sana.
Warga sipil juga dilarang mendekati wilayah yang dipagari oleh Israel.
Sementara itu, Omar Shakir, Direktur Israel dan Palestina di Human Rights Watch, memperingatkan tindakan Israel yang meminta 1,1 juta warga Palestina meninggalkan Gaza utara adalah representasi perpindahan massal yang belum terjadi selama beberapa dekade terakhir.
“Ini sama saja dengan membuat lebih dari 1 juta warga Palestina mengungsi dalam skala yang belum pernah kita lihat sejak Nakba,” kata Omar Shakir dalam sebuah postingan di media sosial.
Nakba mengacu pada pengusiran paksa lebih dari 700.000 warga Palestina menjelang berdirinya negara Israel.
“Komunitas internasional harus bertindak untuk mencegah bencana ini. Sejarah tidak akan berbaik hati kepada mereka yang tetap diam,” lanjutnya, dikutip dari The Guardian.
PBB Minta Israel Cabut Ultimatum di Gaza

Baca juga: Perang Israel-Hamas Berlanjut, Mimpi Buruk bagi Warga Gaza
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan usulan Israel yang meminta warga sipil meninggalkan Gaza akan menyebabkan bencana kemanusiaan besar-besaran.
Ia menyerukan agar perintah tersebut dicabut.
"Tidak mungkin gerakan seperti itu terjadi tanpa konsekuensi kemanusiaan yang buruk,” kata Dujarric, Kamis (12/10/2023).
“Kami sangat mengimbau agar perintah semacam itu, jika memang benar, dibatalkan untuk menghindari hal yang dapat mengubah situasi yang sudah menjadi tragedi menjadi sebuah bencana," lanjutnya.
Ultimatum Israel tersebut juga ditujukan kepada perwakilan PBB dan mereka yang berada di kamp pengungsi PBB, termasuk sekolah dan pusat kesehatan, untuk meninggalkan Gaza utara.

Baca juga: Kisah WNI yang menanti evakuasi dari Jalur Gaza di tengah ‘pengepungan total’ Israel
Eskalasi terbaru ini terjadi setelah Hamas meluncurkan serangan kejutan ke wilayah Israel melalui perbatasan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023).
Ratusan warga Israel menjadi tawanan Hamas dan lebih dari 1.300 orang Israel tewas dalam serangan itu, dikutip dari CBS News.
Israel merespon dengan membombardir Gaza, menghancurkan bangunan dan menewaskan warga sipil.
Setidaknya 1.537 orang di Gaza, termasuk 447 anak-anak, tewas akibat serangan balasan Israel, menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza.
Selain itu, lebih dari 6.600 orang lainnya terluka.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.