Update Serangan Bom Bunuh Diri di Turki, 928 Orang Ditahan dan Ribuan Senjata Ilegal Disita
Menurut update terbaru, pihak berwenang saat ini telah menahan sedikitnya 928 orang dalam penggerebekan di 64 provinsi Turki pada Selasa (3/10/2023).
TRIBUNNEWS.COM - Dua hari yang lalu, Ibu Kota Turki, Ankara diserang bom bunuh diri.
Pagi tadi, polisi Turki menahan 67 orang yang diduga terkait dengan pejuang Kurdi usai menggerebek 16 provinsi di Turki.
Menurut update terbaru, pihak berwenang saat ini telah menahan sedikitnya 928 orang dalam penggerebekan di 64 provinsi Turki pada Selasa (3/10/2023).
Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya polisi menahan orang-orang yang dicurigai menjadi bagian dari "struktur intelijen" Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang.
"Sekitar 13.400 personel keamanan ambil bagian dalam operasi tersebut," kata Yerlikaya dalam postingan di platform media sosial X.
Yerlikaya menambahkan bahwa lebih dari 1.000 senjata ilegal telah disita.
Baca juga: Serangan Bom Bunuh Diri di Ibu Kota Turki, Pihak Berwenang Menahan 67 Orang

Sinem Koseoglu dari Al Jazeera melaporkan dari Istanbul, mengatakan pasukan keamanan berniat untuk menahan sebanyak mungkin tersangka dalam operasi tersebut.
"Ini tidak berarti bahwa semua orang akan ditangkap. Ini baru penahanan pertama," jelasnya.
Koseoglu mengatakan cakupan operasi menunjukkan polisi semakin intensif mengumpulkan informasi atas tersangka PKK.
Ia menambahkan, Sanliurfa, yang merupakan lokasi penggerebekan utama, merupakan sebuah kota besar di tenggara yang berbatasan dengan Suriah.
Siapa Partai Pekerja Kurdistan?
Partai Pekerja Kurdistan (PKK) adalah kelompok separatis Kurdi yang aktif di bagian utara Irak dan tenggara Turki.
Kelompok ini sebagian besar anggotanya adalah orang-orang dari etnik Kurdi Turki.
Mereka melancarkan kampanye kekerasan pada tahun 1984.
Puluhan ribu orang telah tewas sejak dimulainya konflik pada tahun 1984.
Tujuan awal dari PKK adalah untuk mendirikan negara Kurdi yang merdeka di bagian tenggara Turki.
PKK telah memimpin pemberontakan bersenjata selama puluhan tahun di Turki dan dianggap sebagai organisasi "teroris" oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Baca juga: Turki Lancarkan Serangan Udara di Irak Utara setelah Bom Bunuh Diri Hantam Ibu Kota Ankara
Kronologi Serangan Bom Bunuh Diri di Ankara
Pada Minggu (1/10/2023), seorang pembom bunuh diri meledakkan alat peledak di dekat pintu masuk Kementerian Dalam Negeri Turki.

Ledakan itu terjadi beberapa jam sebelum Presiden Recep Tayyip Erdogan dijadwalkan berpidato di depan parlemen saat kembali dari reses musim panas.
Dua pelaku bom bunuh diri tersebut tewas.
Satu pelaku tewas karena meledakan diri.
Sedangkan satu lainnya tewas setelah terlibat baku tembak dengan polisi.
"Salah satu teroris meledakkan diri dan satu teroris lain dinetralisir," kata Yerlikaya melalui platform X.
"Dalam baku tembak, dua aparat polisi kami mengalami sedikit cedera. Saya mendoakan para pahlawan kami itu pulih secepat mungkin," lanjutnya.
Baca juga: Serangan Bom Bunuh Diri Hantam Ibu Kota Turki, PKK Nyatakan Bertanggung Jawab
Yerlikaya menyebut para pelaku memasuki kompleks pemerintahan menggunakan sebuah kendaraan komersial.
Polisi pun menutup akses ke pusat Kota Ankara akibat kejadian ini.
PKK mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri pada Minggu (1/10/2023) kemarin, Ibu Kota Turki, Ankara.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.