Kota New York Mulai Mengering setelah Sempat Diterjang Banjir Semalaman
New York City diterjang banjir semalaman. Meski kini sudah mulai mengering, kerusakan masih menunggu untuk diperbaiki.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Kota New York mulai mengering pada hari Sabtu (30/9/2023) waktu setempat, setelah dilanda banjir terparah dalam beberapa dekade, Associated Press melaporkan.
Meskipun badai dahsyat dan hujan lebat pada Jumat sudah berlalu, beberapa kerusakan masih menunggu untuk diperbaiki.
Listrik di wilayah Brooklyn harus dipadamkan agar petugas dapat melakukan perbaikan.
Pejabat kota mengevakuasi staf dan sekitar 120 pasien dari rumah sakit wilayah tersebut.
Pejabat kota berkata perbaikan listrik dapat memakan waktu beberapa hari sebelum rumah sakit Bedford-Stuyvesant Brooklyn kembali beroperasi.
Ketinggian air di sebagian wilayah Brooklyn mencapai 18,41 cm.
Baca juga: New York City Umumkan Keadaan Darurat karena Banjir Bandang, Tidak Ada Korban Jiwa
Di Bandara Internasional John F. Kennedy, ketinggian air mencapai 21,97 cm.
Banjir itu adalah yang terparah sejak wilayah tersebut dilanda Badai Donna pada tahun 1960.
Hujan diprediksi masih akan turun sepanjang akhir pekan, tetapi yang terburuk sudah lewat, ujar Gubernur Katy Hochul saat konferensi pers Sabtu pagi di pusat pengendali transportasi, Manhattan.
Peristiwa yang bisa mengancam jiwa ini dapat dihindari, katanya, karena banyak orang memperhatikan seruan untuk tetap tinggal di tempat atau menuju tempat yang lebih tinggi sebelum terlambat.
Karenanya, kata Hochul, tidak ada nyawa yang hilang.
Namun, ia mengatakan 28 orang harus diselamatkan dari “amukan air” oleh petugas pertolongan pertama di Lembah Hudson dan di Long Island.
“Kami telah melihat banyak sekali curah hujan dalam waktu yang sangat singkat,” kata Hochul.
“Tetapi kabar baiknya adalah badai akan berlalu, dan kita akan melihat saluran air dibersihkan hari ini dan malam ini.”
Banjir ini terjadi dua tahun setelah sisa-sisa Badai Ida menyebabkan hujan dengan rekor tertinggi di Timur Laut dan menewaskan sedikitnya 13 orang di New York City.
Korban sebagian besar tinggal di apartemen bawah tanah yang kebanjiran.

Baca juga: Pangeran William Jogging Pagi di New York, tapi Tak Ada Seorang pun yang Sadar
Meskipun tidak ada korban jiwa atau cedera parah yang dilaporkan, badai yang terjadi pada hari Jumat ini menimbulkan kenangan yang menakutkan.
Badai Ida membunuh tiga tetangga Joy Wong, termasuk seorang balita.
Banjir kali ini, air mulai menggenangi pintu depan gedungnya di Woodside, Queens.
“Di luar seperti danau, seperti lautan,” katanya.
Dalam beberapa menit, air memenuhi ruang bawah tanah gedung hingga hampir mencapai langit-langit.
Setelah kematian keluarga tersebut pada tahun 2021, ruang bawah tanah diubah menjadi ruang rekreasi.
Sekarang sudah hancur.
Pejabat kota menerima laporan tentang enam apartemen bawah tanah yang kebanjiran pada hari Jumat, namun semua penghuninya berhasil keluar dengan selamat.
Hochul dan Walikota Eric Adams mengumumkan keadaan darurat dan mendesak masyarakat untuk tetap di rumah jika memungkinkan.
Hochul menyalahkan frekuensi dan intensitas badai sebagai penyebab perubahan iklim.

Baca juga: 8 Pejabat Ditangkap Terkait Banjir Libya yang Tewaskan Ribuan Orang
Saat Bumi memanas, badai terbentuk di atmosfer yang lebih panas yang dapat menampung lebih banyak kelembapan, sehingga membuat curah hujan ekstrem lebih sering terjadi, menurut para ilmuwan atmosfer.
Hampir sepanjang hari Sabtu, sebagian besar warga New York kembali ke rutinitas akhir pekan seperti biasa.
Beberapa terlihat berjalan melalui jalur yang masih basah di Central Park dan trotoar kota.
Meskipun langit masih mendung, salah satu penyebab cuaca buruk ini – sisa-sisa Badai Tropis Ophelia – telah berpindah.
Beberapa gangguan layanan berlanjut pada hari Sabtu di seluruh sistem kereta bawah tanah kota, yang sehari sebelumnya mengalami kekacauan karena jalur yang terendam banjir.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.