Konflik Rusia Vs Ukraina
Anak-anak Rusia Bersiap Perang, Vladimir Putin Militerisasi Sekolah sejak Dini
Anak-anak Rusia disiapkan untuk menghadapi perang. Presiden Rusia Vladimir Putin mulai memiliterisasi sekolah sejak TK hingga perguruan tinggi.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, memiliterisasi generasi muda Rusia melalui pendidikan di sekolah, mulai dari TK hingga sekolah lanjutan.
Meski progam itu baru resmi diperkenalkan pada 2024, saat ini Rusia telah memulai pengujiannya.
Misalnya, anak-anak TK mengenakan seragam militer dan ikut serta dalam latihan berbaris.
Sementara anak-anak yang lebih besar diajari cara menggali parit, melempar granat, dan menembak dengan amunisi sungguhan.
Di sekolah-sekolah di seluruh Rusia, dinas militer diagung-agungkan, bahkan Rusia juga membentuk "kelompok sukarela" remaja.
Presiden Vladimir Putin telah mengesahkan kurikulum baru untuk anak-anak Rusia, yang menekankan pembelaan terhadap Tanah Air.
Singkatnya, anak-anak Rusia sedang bersiap untuk perang, seperti diberitakan media Rusia, Important Stories.
Baca juga: Isi Buku Sejarah Baru Rusia untuk SMA: Perang di Ukraina, Referendum 4 Wilayah, Aneksasi Krimea
Menteri Pendidikan Rusia, Sergei Kravtsov, baru-baru ini mengatakan ada sekitar 10.000 klub “militer-patriotik” di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi Rusia.
Sekitar 250.000 orang mengambil bagian dalam kegiatan mereka.
Klub-klub ini merupakan bagian dari upaya bercabang untuk memiliterisasi sekolah, termasuk perombakan terhadap kurikulum pendidikan.
Ada kelas wajib tentang nilai-nilai militer-patriotik; buku-buku sejarah yang diperbarui menonjolkan kemenangan militer Rusia.
Vladimir Putin Memiliterisasi Sekolah di Rusia

Baca juga: Vladimir Putin Tegaskan Sanksi Barat Malah Rangsang Ekonomi Rusia Makin Kuat
Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang pada Agustus 2023, yang memperkenalkan mata pelajaran wajib baru di sekolah.
Mata pelajaran "Dasar-Dasar Keamanan dan Pertahanan Tanah Air" mempromosikan nilai-nilai patriotik kepada anak-anak Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia juga mempromosikan kursus-kursus militer.
Di antaranya kunjungan anak-anak sekolah ke unit-unit militer, permainan olahraga militer, pertemuan dengan personel militer dan veteran, serta kelas-kelas tentang drone, seperti diberitakan The Moscow Times.
Untuk jenjang setara SMA, anak-anak diajari cara menggunakan peluru tajam di bawah bimbingan perwira atau instruktu unit militer di garis tembak.
Progam pendidikan militer itu sedang diuji pada tahun ini dan akan diperkenalkan pada tahun 2024.
Program ini dirancang untuk menanamkan pemahaman dan penerimaan terhadap keindahan seragam militer, ritual militer, dan tradisi tempur.
Anak-anak Rusia Diajari Merakit Senjata

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-580: Serangan Rusia Hancurkan Infrastruktur Pelabuhan Laut Hitam
Survei CNN Internasional terhadap media lokal dan media sosial usia menemukan adanya program merakit senjata untuk anak-anak Rusia.
Anak-anak berusia tujuh tahun atau delapan tahun telah menerima pelatihan dasar militer.
Pada Juli 2023, anak-anak di Belgorod (perbatasan Rusia-Ukraina) yang tergabung dalam kelompok yang mereka namai "Sledgehammer" mengambil latihan menggunakan senjata otomatis, merakit senapan mesin, dan melewati rintangan.
Gubernur Belgorod, Vyacheslav Gladkov, menyarankan untuk mengadakan latihan bersama anak-anak sekolah dan prasekolah secara rutin.
Anak-anak Rusia lainnya juga berkontribusi dalam upaya perang dengan cara yang mereka bisa.
Partai Bersatu Rusia yang berkuasa meluncurkan meluncurkan sebuah program di Vladivostok, di mana anak-anak sekolah menjahit celana dan topi untuk tentara.
Rusia Tulis Ulang Buku "Sejarah Rusia"

Presiden Vladimir Putin melalui Kementerian Pendidikan Rusia sedang menulis ulang buku Sejarah Rusia, yang menampilkan jembatan Krimea di sampulnya.
Buku Sejarah Rusia yang baru itu juga memuat bab khusus untuk sejarah terbaru Ukraina.
Ada bagian "Pemalsuan sejarah", "Kebangkitan Nazisme", "Neo-Nazisme Ukraina", dan "Rusia adalah negara pahlawan".
Buku itu dirancangkan untuk membangkitkan rasa duka historis dan perjuangan mempertahankan Rusia di kalangan anak-anak Rusia, seperti disebut CNN Internasional.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.