Konflik Rusia Vs Ukraina
Kim Jong Un Akhirnya Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin, Ini yang akan Dibahas
Presiden Korea Utara, Kim Jong Un akhirnya bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Keduanya disebut-sebut akan membahas hubungan bilateral.
Kedua pemimpin tiba di Kosmodrom Vostochny, tempat peluncuran roket luar angkasa Rusia.
Seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul, Leif-Eric Easley mengatakan, lokasi pertemuan keduanya sangat penting.
"Pertemuan di pelabuhan antariksa timur Rusia sangat provokatif karena menunjukkan bahwa Putin mungkin menawarkan teknologi peluncuran satelit yang melanggar sanksi sebagai imbalan atas amunisi Korea Utara yang akan digunakan Moskow dalam perang ilegal di Ukraina," katanya kepada CNN.
Moskow membutuhkan pasokan amunisi dan peluru baru setelah lebih dari 18 bulan perang di Ukraina telah menyebabkan militernya terpukul.
Sementara Korea Utara yang telah menghadapi sanksi internasional selama bertahun-tahun atas program senjata nuklirnya, kekurangan pasokan, mulai dari uang hingga teknologi rudal.
Baca juga: Kim Jong Un Dilaporkan Sudah Sampai di Rusia, Berikan Dukungan Militer untuk Moskow?
Teknologi luar angkasa juga menjadi prioritas Korea Utara, yang telah mencoba dan gagal meluncurkan satelit mata-mata ke orbit.
Kim juga menekankan peran satelit militer sebagai sarana untuk melindungi keselamatan nasional dan stabilitas teritorial, serta telah berbicara tentang nilai strategisnya ketika mengerahkan kekuatan militer terlebih dahulu.
Sesaat sebelum pertemuan mereka, Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek, menurut pihak berwenang Korea Selatan.
Para ahli mengatakan kepada CNN bahwa sangat tidak biasa bagi Korea Utara untuk meluncurkan rudal bersama Kim ke luar negeri.
Meskipun Easley mengatakan Pyongyang mungkin berusaha menunjukkan bahwa militer mempertahankan kesiapan dengan komando dan kendali yang tidak terputus.
Baca juga: Pemimpin Korut Kim Jong Un Temui Vladimir Putin di Vladivostok, Apa yang Mereka Bicarakan?
"Mulai tahun 2019, Kim secara umum mulai lebih lepas tangan dalam pengujian dan latihan, dengan banyak peluncuran yang dilakukan tanpa kehadirannya yang jelas."
"Peluncuran ini bisa saja dilakukan berdasarkan perintah tetap," ujar peneliti senior Program Kebijakan Nuklir di Carnegie Endowment for International Peace, Ankit Panda.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.