Konflik Rusia Vs Ukraina
Kerja Sama antara Korea Utara dan Rusia akan Saling Menguntungkan, Ambisi Bisa Terwujud
Ketika Kim Jong Un tiba di Rusia untuk menghadiri pertemuan puncak dengan Vladimir Putin, kesepakatan antara keduanya akan saling menguntungkan.
TRIBUNNEWS.COM - Ketika pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, tiba di Rusia untuk menghadiri pertemuan puncak dengan Vladimir Putin, keduanya sepertinya tampak siap untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Dilansir ABC News, Korea Utara membutuhkan kemampuan Rusia dalam pengembangan senjata baru.
Sementara Rusia sangat membutuhkan amunisi dan pasokan militer untuk dikirimkan sesegera mungkin.
Korea Utara memiliki artileri self-propelled dan rudal anti-tank yang digunakan dalam peperangan konvensional.
Baca juga: Sosok Orang Dalam Joe Biden yang Dianggap Moskow Jadi Kompor Perang Terbuka Rusia-Amerika Serikat
Pengiriman bisa dilakukan dengan cepat melalui jalur darat dengan menggunakan Kereta Api Najin-Hasan yang menghubungkan kedua negara.
Korea Utara dan Rusia juga memiliki sistem persenjataan serupa sehingga dapat segera digunakan.
Pengembangan senjata Korea Utara didasarkan pada sistem senjata bekas Uni Soviet.
Misalnya, kedua negara menggunakan cangkang berukuran sama, yang berarti pengiriman bisa langsung dilakukan ke garis depan.
Adapun Kim Jong Un, juga dapat memperoleh keuntungan dari kerja sama dengan Rusia.

Negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu dapat menyediakan berbagai kebutuhan Korea Utara.
Mencakup makanan, energi, dan pupuk, yang semuanya merupakan barang ekspor utama Rusia.
Korea Utara, yang berada di tengah krisis pangan, akan mendapatkan keuntungan jika ekspor tersebut menjadi bagian dari kesepakatan.
Korea Utara juga ingin mengirimkan pekerjanya ke Rusia karena puluhan ribu pekerja di luar negeri harus pulang ke negaranya akibat sanksi PBB.
Gaji dari para pekerja di luar negeri merupakan sumber pendapatan yang cukup besar bagi Pyongyang.

Perdagangan seperti itu juga akan menguntungkan Kremlin, karena banyak pemuda yang direkrut untuk berperang sehingga meninggalkan lubang besar bagi para pekerja untuk mendukung kegiatan ekonomi.
Melengkapi daftar keinginan Korea Utara adalah dengan teknologi satelit Rusia, senjata canggih, dan teknologi terkait nuklir, yang semuanya akan mendorong tercapainya kesepakatan bagi negara tersebut.
Namun kesepakatan seperti itu tentu saja akan menjadi berita yang mengkhawatirkan bagi negara lain.
Dengan adanya potensi Rusia untuk memperkuat Korea Utara, tingkat ancaman dan bahaya yang dihadapi akibat rudal balistik antarbenua dan rudal lainnya akan meningkat secara drastis.
Korea Utara sangat menginginkan teknologi inti nuklir strategis yang dimiliki Rusia, tetapi para ahli yakin hal itu tidak mungkin terjadi.
Namun, Rusia bisa melakukan transfer teknologi sehingga Korea Utara nantinya bisa meluncurkan satelit pengintai.
(Tribunnews.com/Deni)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.