Rusia: Ancaman, hinaan, dan 'robot' Kremlin - Bagaimana diplomasi Rusia mati di bawah Putin
Diplomasi Rusia sekarang bukan lagi tentang kerja sama melainkan bagaimana "menjatuhkan Barat", kata seorang mantan pejabat Kremlin.
Andrei Kelin, duta besar Moskow untuk Inggris, menolak gagasan bahwa diplomat Rusia telah kehilangan pengaruh mereka. Dia telah menangani hubungan dengan negara-negara Barat sepanjang karier diplomatiknya.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC, ia membantah bahwa Moskow maupun diplomat individu bertanggung jawab atas kolapsnya hubungan dengan Barat.
"Bukan kami yang menghancurkannya," katanya. "Kami punya masalah dengan rezim Kyiv. Tidak ada yang bisa kami lakukan tentang itu."
Dia mengatakan perang di Ukraina adalah "kelanjutan diplomasi dengan cara lain".
Diplomasi sebagai pertunjukan
Ketika pejabat kebijakan luar negeri menjadi semakin tidak berpengaruh, mereka mengalihkan perhatian mereka kembali ke Rusia. Maria Zakharova, yang menjadi juru bicara Kementerian Luar Negeri pada tahun 2015, adalah simbol dari babak baru ini.
"Sebelum dia, diplomat berperilaku seperti diplomat, berbicara dengan ekspresi yang beradab," kata mantan pejabat kementerian luar negeri Boris Bondarev, yang mengundurkan diri sebagai protes terhadap perang di Ukraina.
Tetapi setelah kedatangan Zakharova, taklimat kementerian luar negeri menjadi semacam pertunjukan. Zakharova sering meneriaki wartawan yang mengajukan pertanyaan sulit dan menanggapi kritik dari negara lain dengan hinaan.
Rekan-rekan diplomatnya juga melakukan hal yang sama. Bondarev, yang pernah bekerja untuk perwakilan Moskow untuk PBB di Jenewa, mengingat satu pertemuan ketika Rusia memblokir semua usulan inisiatif, mendorong perwakilan dari Swiss untuk mengajukan komplain.
"Kami berkata kepada mereka: 'Nah, apa masalahnya? Kami adalah kekuatan besar, dan Anda hanyalah Swiss!"
"Begitulah diplomasi [Rusia]," katanya.
Pendekatan ini bermaksud untuk membuat terkesan orang-orang Rusia di dalam negeri, kata Gabuev, analis kebijakan luar negeri.
Tetapi target audiens yang lebih penting bagi para diplomat adalah bos mereka sendiri, menurut Bondarev. Telegram resmi yang dikirim ke Moskow setelah pertemuan luar negeri difokuskan pada bagaimana para diplomat dengan penuh semangat membela kepentingan negara, jelasnya.
Pesan yang tipikal, menurutnya, akan berbunyi seperti: "Kami benar-benar memojokkan mereka! Kami dengan gagah berani membela kepentingan Rusia, dan orang-orang Barat tidak bisa berbuat apa-apa dan mundur!"
Kalau semua orang menulis tentang "mempermalukan Barat" sementara Anda sekadar menulis bahwa Anda "mencapai konsensus", Anda akan dipandang dengan rendah, katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.