Pejabat AS: Putin Berharap Donald Trump Menang Pilpres 2024 dan Bantu Rusia
Pejabat AS mengatakan Presiden Rusia Putin berharap Donald Trump menang Pilpres AS 2024 dan membantu Rusia dengan mengurangi pasokan ke Ukraina.
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah pejabat Amerika Serikat (AS) semakin khawatir Presiden Rusia Vladimir Putin akan menggantungkan harapannya pada Donald Trump dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2024.
Pejabat itu yakin, jika Donald Trump menang Pilpres AS 2024 maka bantuan untuk Ukraina akan berkurang.
Donald Trump telah berjanji untuk segera mengakhiri perang di Ukraina jika terpilih kembali.
Ia mengancam akan menghentikan bantuan militer dan meyakinkan Ukraina untuk mengorbankan wilayah di timur kepada Rusia, sesuatu yang tidak akan dilakukan oleh Ukraina.
Pada Rabu (6/9/2023), para pejabat Barat menegaskan, serangan balasan Ukraina lebih lambat dari yang diperkirakan, namun pasukan Rusia berhasil dipukul mundur.
"Saya pikir kemajuannya lebih lambat dibandingkan yang kami perkirakan beberapa bulan lalu. Itu bukan kritik terhadap Ukraina," kata pejabat AS kepada Daily Express US.
“Jika kita terobsesi dengan berapa ratus meter yang telah dicapai Ukraina hari ini, hal itu akan menjadi ukuran perang besar yang menantang keamanan Euro-Atlantik," lanjutnya.
Baca juga: Donald Trump Mengaku Tidak Bersalah atas Tuduhan Campur Tangan Pemilu di Georgia
Menurutnya, kegagalan ini merupakan kegagalan besar bagi Rusia karena telah gagal mencapai semua tujuan strategis dan tujuan militernya yang lebih luas.
"NATO jauh lebih kuat, Ukraina punya masa depan cerah," kata pejabat yang identitasnya dirahasiakan.
"Putin berpikir dia punya waktu. Saya pikir jika Anda Putin, pada dasarnya Anda berjudi bahwa Donald Trump akan memenangkan pemilu berikutnya. Tapi itu masih jauh," lanjutnya.
Pejabat itu menyoroti fakta upaya pemberontakan Grup Wagner yang dilakukan oleh pemimpin Yevgeny Prigozhin pada Juni lalu mengindikasikan kegagalan Rusia.
”Sementara itu, katakanlah pemberontakan Prigozhin tidak akan terjadi jika perang di Ukraina berjalan baik bagi Rusia," katanya.
Dia kemudian menggarisbawahi pentingnya negara-negara Barat untuk terus melanjutkan “persediaan peralatan” hingga tahun depan, selama periode Musim Dingin dan Musim Semi.
"Musim Semi, dengan asumsi mereka ingin melanjutkan pertempuran dan kemajuan ketika cuaca lebih baik tiba. Hal ini tidak memberikan peluang bagi Rusia," katanya.
Putin Berharap Donald Trump Menang Pilpres AS 2024

Baca juga: Rusia: Ancaman, hinaan, dan robot Kremlin - Bagaimana diplomasi Rusia mati di bawah Putin
Sebelumnya, para pejabat Barat juga mengkhawatirkan hal yang sama.
Mereka khawatir Presiden Rusia Vladimir Putin akan memperpanjang upayanya di Ukraina dengan harapan mantan Presiden AS, Donald Trump, atau kandidat Partai Republik lainnya akan menduduki Gedung Putih pada tahun 2024 dan memotong dana AS untuk Ukraina.
Pada awal Agustus 2023, CNN Internasional mengabarkan setidaknya empat pejabat mengkhawatirkan hal tersebut.
AS belum menerima informasi spesifik mengenai apakah Putin memasukkan pemilu tahun 2024 ke dalam rencana jangka panjangnya di Ukraina.
Namun, pilpres mendatang tetap menjadi perhatian utama para pejabat keamanan nasional dan diplomat.
“Putin tahu Trump akan membantunya. Begitu juga dengan Ukraina dan mitra kami di Eropa,” kata salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya kepada CNN Internasional.
"Jadi meskipun kita belum melihat secara eksplisit dampaknya, saya yakin Anda harus berasumsi semua orang memikirkannya," lanjutnya.

Baca juga: Menlu AS Dadakan Datang, Ukraina Dapat Rp 15 Triliun, Rusia Kirim Salam Pakai Rudal
Pejabat AS lainnya mengatakan mereka "tidak ragu" Putin "berusaha bertahan" hingga pemilu berikutnya.
Sementara seorang pejabat Eropa mengatakan mereka berpendapat membiarkan perang berlanjut hingga pemilu adalah "rencana Putin".
Namun, para pejabat mengatakan mereka yakin Putin mungkin melihat kembalinya Trump sebagai presiden sebagai anugerah bagi Rusia.
Jika Donald Trump terpilih, sebuah kemungkinan yang aman mengingat Donald Trump berulang kali membela Putin dalam satu setengah tahun sejak Rusia menginvasi Ukraina.
Setelah invasi tersebut, Donald Trump menyebut pembenaran Putin untuk memulai perang sebagai tindakan yang “jenius”.
Donald Trump kemudian menyalahkan AS atas perang tersebut, serta menuduh politisi Amerika “hampir memaksa” Putin untuk melakukan invasi.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Donald Trump dan Vladimir Putin
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.