Jumat, 3 Oktober 2025

Indonesia masuk enam negara paling berkontribusi terhadap polusi udara global, warga akan gugat pemerintah dan industri

Laporan Indeks Kualitas Udara Kehidupan (AQLI) menyebut Indonesia sebagai satu dari enam negara yang paling berkontribusi terhadap…

BBC Indonesia
Indonesia masuk enam negara paling berkontribusi terhadap polusi udara global, warga akan gugat pemerintah dan industri 

Berdasarkan laporan AQLI, polusi udara yang berisi partikel halus (PM 2.5) berpotensi mengurangi usia hidup rata-rata warga Indonesia hingga 1,4 tahun dibandingkan jika kualitas udara di Indonesia memenuhi standar WHO, yakni 5 µg/m³.

Namun dalam beberapa minggu terakhir, polusi udara di Jakarta telah mencapai kisaran 35 µg/m³ hingga melebihi 50 µg/m³, khususnya pada periode Mei hingga September, menurut data terbaru dari AirNow.

Padahal jika dibandingkan dengan situasi saat 2021, saat tingkat polusi udara Kambodia dan Thailand meningkat 15,8% dan 5,5%, Indonesia justru mengalami penurunan sebesar 18,7% dengan rata-rata polutan halus dalam udara 30 µg/m³.

Sedangkan, Myanmar - negara yang paling berpolusi se-Asia Tenggara pada 2021, memiliki polusi partikel dengan konsentrasi 35 µg/m3, yakni tujuh kali lipat dari pedoman WHO.

Di Thailand, polusi partikel naik 5,5 persen dibandingkan pada 2019. Rata-rata nasional negara itu mencapai 23,2 µg/m3 pada 2021 dan angka tersebut sudah dipertahankan sejak pertengahan 2000-an.

Berpindah ke wilayah Asia Selatan, rata-rata penduduk Bangladesh, India, Nepal, dan Pakistan yang terkena tingkat polusi berpartikel mencapai 51,3 persen lebih tinggi dibandingkan pada awal abad.

Para penduduk di negara-negara tersebut berpotensi kehilangan 5,2 tahun dari usia hidup berdasarkan rata-rata kualitas udara pada 2021.

Sebagai contoh, berdasarkan data PM2.5 satelit 2021 yang baru dan direvisi, polusi di India telah meningkat dari 56,2 µg/m3 pada 2020 menjadi 58,7 µg/m3 pada tahun 2021, yakni 10 kali lipat dari pedoman WHO.

Apa dampak polusi udara terhadap harapan hidup penduduk Indonesia?

Jika diukur dari angka harapan hidup, polusi udara menjadi salah satu ancaman terbesar terhadap kesehatan manusia di Indonesia, bahkan mengalahkan penyakit kronis seperti diabetes dan infeksi ginjal.

Polusi udara di Indonesia mampu memangkas 1,4 tahun dari usia kehidupan rata-rata penduduk. Sementara, diabetes dan infeksi ginjal menurunkan rata-rata harapan hidup sebesar 1,2 tahun. Di sisi lain, infeksi pernafasan terbukti dapat menurunkan angka harapan hidup sebanyak satu tahun.

Juru bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizhi mengatakan bahwa hasil studi tersebut masih perlu dikaji lebih lanjut sebelum dapat ditentukan apakah kesimpulan tersebut benar atau tidak.

Sebab, Indonesia belum mengenal model pengukuran yang digunakan dalam riset AQLI milik Universitas Chicago sebagai tolak ukur angka harapan hidup.

“Itu masih perlu dikaji dulu lagi oleh pakar mengenai studi ini, jangan sampai ini hanya [menjadi] asumsi saja,” kata Nadia kepada BBC News Indonesia.

Kini, di DKI Jakarta—provinsi paling padat penduduk di Indonesia—10,7 juta penduduknya diperkirakan akan kehilangan 2,4 tahun dari angka harapan hidup mereka jika dibandingkan rata-rata harapan hidup yang dapat dimiliki jika kualitas udara sesuai dengan pedoman WHO.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved