Jumat, 3 Oktober 2025

Indonesia masuk enam negara paling berkontribusi terhadap polusi udara global, warga akan gugat pemerintah dan industri

Laporan Indeks Kualitas Udara Kehidupan (AQLI) menyebut Indonesia sebagai satu dari enam negara yang paling berkontribusi terhadap…

BBC Indonesia
Indonesia masuk enam negara paling berkontribusi terhadap polusi udara global, warga akan gugat pemerintah dan industri 

Laporan Indeks Kualitas Udara Kehidupan (AQLI) menyebut Indonesia sebagai satu dari enam negara yang paling berkontribusi terhadap polusi udara global.

Sementara, sejumlah kelompok masyarakat sipil berencana melayangkan gugatan perwakilan kelompok alias class action karena masalah polusi udara yang dinilai semakin memburuk.

Indonesia, bersama dengan China, India, Pakistan, Bangladesh, dan Nigeria menyumbang 75% dari total beban polusi udara global karena tingkat polusi udara yang tinggi dan jumlah populasi yang besar.

“Tiga-perempat dari dampak polusi udara terhadap angka harapan hidup global berasal dari enam negara, Bangladesh, India, Pakistan, Tiongkok, Nigeria, dan Indonesia, di mana orang-orang kehilangan satu hingga lebih dari enam tahun usia hidup mereka karena udara yang mereka hirup,” kata Michael Greenstone, pendiri riset AQLI bersama rekan-rekannya dari Institut Kebijakan Energi (EPIC) Universitas Chicago dalam laporan yang dirilis pada Selasa (29/8).

Perhitungan angka harapan hidup yang terdapat dalam laporan AQLI merupakan kumpulan dari dua penelitian - Chen et al. (2013) dan Ebenstein et al. (2017) - yang melakukan eksperimen alami di China untuk menentukan dampak pencemaran udara pada angka harapan hidup alias life expectancy.

Riset itu menemukan bahwa seseorang yang terpapar polutan halus dalam udara sebanyak 10 µg/m3 (PM 2,5) dapat memangkas angka harapan hidup sampai 0,98 tahun.

Juru bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menilai kesimpulan dari hasil studi yang dijadikan tolak ukur AQLI masih perlu dikaji lebih lanjut sebelum dapat ditentukan kebenarannya.

“Itu masih perlu dikaji dulu lagi oleh pakar mengenai studi ini, jangan sampai ini hanya [menjadi] asumsi saja,” kata Nadia kepada BBC News Indonesia.

Menurut laporan tersebut, di Banglades, negara dengan tingkat polusi tertinggi pada 2021, usia hidup warganya dapat berkurang hingga 6,8 tahun akibat pencemaran polusi udara PM2.5 yang jauh melebihi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sementara, warga Amerika Serikat rata-rata hanya akan kehilangan 3,6 bulan dari usia hidup mereka akibat polusi udara.

Hal tersebut menunjukan masih ada disparitas nyata dalam perbandingan kualitas udara di negara Barat dan negara-negara lainnya.

Bahkan, China pun yang seringkali disebut sebagai negara yang sukses memerangi pencemaran udara, masih memiliki PR untuk mengurangi tingkat polusi udaranya yang masih enam kali lipat lebih tinggi dibandingkan standar WHO dan berpotensi memangkas 2,5 tahun dari usia hidup warganya.

Sementara, di Indonesia, saat pemerintah berupaya berupaya menangani masalah polusi udara di Jakarta, muncul rencana gugatan terhadap pemerintah terkait persoalan itu.

Pada Minggu (27/08), Forum Udara Bersih Indonesia yang terdiri dari sejumlah kelompok masyarakat sipil berencana melayangkan gugatan perwakilan kelompok atau class action terhadap pelaku sektor industri dan pemerintah atas kerugian ekonomi yang timbul dari masalah polusi udara yang dinilai semakin memburuk.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved