Kampung mayoritas Muslim di India habis dilindas buldoser - 'Kami dipaksa hidup di jalanan'
Beberapa negara bagian di India menggunakan buldoser untuk menghancurkan rumah orang-orang yang dituduh melakukan kejahatan - hal…
"Mereka hancurkan semuanya dalam hitungan detik," kata Muhammad Saud sambil menangis, berdiri di atas tumpukan puing-puing.
Dia dan adik laki-lakinya, Nawab Sheikh, memandang sisa-sisa toko yang mereka kelola di sebuah kompleks perumahan di distrik Nuh, Negara Bagian Haryana, India utara. Saat dia berbicara kepada BBC pada Sabtu kemarin (05/08), sebuah buldoser berwarna kuning menderu di belakangnya.
"Kami punya 15 toko yang dibangun di atas tanah keluarga. Kami punya semua dokumennya tapi mereka [polisi] berkeras bahwa bangunan-bangunan ini ilegal," kata Saud.
Bangunan-bangunan milik dua bersaudara itu ada di antara ratusan toko dan rumah yang dihancurkan oleh aparat menyusul kekerasan komunal yang pecah pekan lalu di Nuh, sebuah distrik mayoritas Muslim yang juga merupakan salah satu distrik termiskin di kawasan ibu kota India (yang mencakup Delhi dan daerah-daerah sekitarnya).
Polisi mengatakan bentrokan antara kaum Hindu dan Muslim dimulai setelah pawai yang dipimpin oleh organisasi Hindu garis keras dilempari batu ketika melewati Nuh.
Seiring berita tentang itu menyebar, kekerasan juga pecah di Gurugram, tepat di luar Delhi. Sebanyak enam orang tewas di Nuh dan Gurugram setelah perusuh membakar sejumlah toko dan kendaraan, serta satu masjid.
Beberapa hari kemudian buldoser didatangkan ke kawasan permukiman penduduk Nuh guna merobohkan ratusan bangunan dengan alasan bangunan-bangunan itu dibangun secara ilegal. Hal ini sudah menjadi pola di banyak negara bagian yang diperintah oleh Partai Bharatiya Janata (BJP), yang beraliran Hindu nasionalis.
Tindakan tersebut baru berhenti setelah empat hari, pada hari Senin (07/08), ketika pengadilan tinggi negara bagian mengeluarkan pemberitahuan kepada pemerintah.
"Rupanya, tanpa perintah dan pemberitahuan pembongkaran, persoalan hukum dan ketertiban digunakan sebagai dalih untuk merobohkan bangunan tanpa mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh hukum," kata pengadilan.
Pengadilan juga bertanya apakah negara bagian sedang melakukan "latihan pembersihan etnis" dengan menargetkan bangunan yang sebagian besar dimiliki oleh warga Muslim.
Kelompok masyarakat sipil dan partai oposisi mengatakan telah terjadi lonjakan kekerasan dan pidato kebencian terhadap kaum Muslim sejak 2014, ketika BJP yang beraliran Hindu nasionalis pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa.
Di negara-negara bagian yang diperintah BJP seperti Uttar Pradesh, Madhya Pradesh dan Assam, praktik penggunaan buldoser untuk menghancurkan rumah-rumah orang yang dituduh melakukan kejahatan sudah jadi hal biasa.
Alasan yang sering digunakan adalah kontruksi ilegal tetapi para ahli hukum mempertanyakan ini. Para menteri utama negara-negara bagian ini juga sering mengaitkan pembongkaran dengan sikap keras pemerintah mereka terhadap kejahatan.
Meskipun keluarga Hindu juga menjadi korban, para pemimpin oposisi dan beberapa aktivis mengatakan tindakan tersebut sebagian besar ditargetkan kepada kaum Muslim, terutama menyusul kekerasan atau aksi protes berbasis agama.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.