Selasa, 30 September 2025

Apa yang Terjadi di India? Kekerasan dan Pembantaian Meletus di Berbagai Tempat Targetkan Minoritas

Kekerasan hingga pembunuhan terjadi di sejumlah tempat di India, umat Muslim yang merupakan minoritas menjadi sasaran utama.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
AFP/VINAY GUPTA
Orang-orang melihat kendaraan yang terbakar setelah bentrokan komunal di Sohna pada 1 Agustus 2023. Kekerasan hingga pembunuhan terjadi di sejumlah tempat di India, umat Muslim yang merupakan minoritas menjadi sasaran utama. 

Bulan lalu, ketua menteri BJP negara bagian Assam, Himanta Biswa Sarma, menyalahkan umat Islam atas melonjaknya harga tomat.

Sedangkan Yogi Adityanath, sosok yang disebut namanya oleh pelaku penembakan di kereta, termasuk politisi BJP yang paling kontroversial.

Sejak dia menjabat sebagai menteri utama, Uttar Pradesh, mengesahkan undang-undang yang berakar pada "Hindutva", landasan ideologis nasionalisme Hindu.

UU itu melindungi sapi, hewan yang dianggap suci dan tidak boleh disembelih bagi umat Hindu.

Jual beli sapi juga dipersulit.

Perdana Menteri India Narendra Modi menghadiri sesi kerja tentang ketahanan energi dan pangan selama KTT G20 di Nusa Dua di pulau resor Indonesia di Bali pada 15 November 2022. (Photo by BAY ISMOYO / POOL / AFP)
Perdana Menteri India Narendra Modi menghadiri sesi kerja tentang ketahanan energi dan pangan selama KTT G20 di Nusa Dua di pulau resor Indonesia di Bali pada 15 November 2022. (Photo by BAY ISMOYO / POOL / AFP) (AFP/BAY ISMOYO)

Baca juga: Kata PM India Narendra Modi soal Rusia-Ukraina: Kami Tidak Netral, Kami Berpihak pada Perdamaian

Adityanath juga memperkenalkan RUU anti-pindah agama, yang mempersulit pasangan beda agama untuk menikah atau bagi orang untuk masuk Islam atau Kristen.

Beberapa kota yang dinamai berdasarkan tokoh Muslim juga telah diganti namanya untuk mencerminkan sejarah Hindu India.

Adityanath juga dikenal karena retorikanya yang provokatif terhadap umat Islam.

Ia pernah memuji kebijakan mantan Presiden AS Donald Trump yang melarang perjalanan dari beberapa negara mayoritas Muslim.

Trump menyerukan India untuk mengambil tindakan serupa, menurut saluran lokal NDTV.

India memiliki salah satu populasi Muslim terbesar di dunia dengan perkiraan 170 juta penganut.

Tetapi jumlah itu hanyalah sekitar 15 persen dari 1,4 miliar penduduk India.

Anggota kabinet Adityanath sebelumnya membantah tuduhan bahwa mereka mempromosikan nasionalisme Hindu.

Tetapi penulis dan jurnalis Muslim terkemuka, Rana Ayyub, yang telah banyak menulis tentang pergeseran sektarian India, mengatakan retorika politik saat ini "memberanikan" kelompok sayap kanan radikal yang merasa semakin dilindungi dan tidak tersentuh di India saat ini.

“Rasanya seperti novel Orwellian diputar di depan Anda,” katanya.

Ia menambahkan dirinya mengkhawatirkan keselamatan teman-teman dan keluarganya yang Muslim.

“Saya pikir diamnya negara dapat diartikan persetujuan diam-diam untuk politik kebencian seperti ini.”

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved