Jumat, 3 Oktober 2025

Panic Buying di AS setelah India Umumkan Larangan Ekspor Beras

India larang ekspor beras demi mengamankan stok untuk dalam negeri. Orang-orang India di Amerika terlihat panic buying, berebut karung beras yang ada.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
Twitter @ashoswai
Screenshot video yang menampilkan orang-orang panic buying beras di supermarket di AS setelah India memutuskan melarang ekspor beras. 

TRIBUNNEWS.COM - Beredar video di media sosial orang-orang di Texas Amerika Serikat (AS), membeli dalam jumlah banyak atau panic buying beras setelah India mengumumkan larangan ekspor bahan pokok tersebut.

Dilansir Independent, dalam video yang dibagikan di media sosial, terlihat orang-orang dengan keranjang belanjaan mereka yang penuh dengan karung beras.

Mereka juga terlihat memanjat rak toko kelontong untuk mengambil karung beras.

Seorang pengguna Twitter membagikan video di mana orang-orang terlihat berebut dan saling menyikut.

“Saya mengetahui dari para pekerja di toko bahan makanan India," tulis seorang pengguna Twitter untuk caption videonya.

"Costco memiliki persediaan beras tetapi mereka takut orang India memanjat rak untuk merebut karung #beras."

Baca juga: Bagaimana Kecukupan Beras Nasional Saat India Tutup Pintu Ekspor? Ini Kata Wamendag

"Dikhawatirkan beras bisa jatuh menimpa pelanggan lain dan terluka. Ini sangat memalukan."

“Saya mengunjungi hampir 10 toko lebih. Saya mencari sekantong Sona Massori [sejenis beras] pada pukul 09.00,” ujar seorang warga India-Amerika bernama Aruna dari Washington DC seperti dikutip ANI.

"Tetapi baru pada pukul 16.00 saya akhirnya bisa mendapatkan sekarung beras dengan harga tiga kali lipat dari harga biasanya."

Pekan lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi melarang ekspor beras putih non-basmati untuk menstabilkan harga domestik di tengah masa panen yang sulit.

Pengumuman larangan ekspor beras oleh pemerintah India telah menyebabkan kegilaan di kalangan Non-Residen Indians [NRIs] yang kini bergegas untuk mengamankan pasokan bahan penting itu dalam masakan India.

India adalah pemasok beras terbesar di dunia dan sekitar seperempat dari total pakar berasnya adalah biji-bijian non-basmati.

Baca juga: Krisis Pangan Mengancam Usai India Setop Ekspor Beras, Indonesia Diklaim Aman: Stok Melimpah

India Melarang Beberapa Ekspor Beras. Apa Artinya bagi Pasar Global?

Saat ini, Presiden Rusia Vladimir Putin memicu ketegangan di pasar biji-bijian dunia karena melanjutkan memblokir ekspor jagung dan gandum dari Ukraina.

Perdana Menteri India Narendra Modi seakan menambah masalah dengan melarang sebagian penjualan beras India.

India diam-diam telah mengalami revolusi hijau kedua selama dekade terakhir, dengan hasil beras naik sebesar 20 persen, menurut Departemen Pertanian AS, dilansir Barrons.

Dengan inflasi harga pangan domestik yang merayap kembali ke 5 persen per tahun, dan pemilihan umum musim semi mendatang, PM Narendra Modi memutuskan bahwa India membutuhkan lebih banyak beras untuk dalam negeri.

“Modi memasuki tahun pemilu, dan inflasi pangan sangat sentral,” ujar Kona Haque, kepala penelitian di konsultan komoditas ED&F Man.

Keputusan pelarangan ekspor ini sangat disayangkan bagi Bangladesh dan negara-negara lain yang bergantung pada beras India.

Persediaan beras global berada pada titik terendah dalam enam tahun, ujar Zanna Aleksahhina, seorang analis di konsultan Mintec Global.

Produksi di Thailand dan Vietnam, eksportir No. 2 dan No. 3, dimaksimalkan.

Sementara itu, ahun 2023 adalah tahun El Niño.

Relawan menyalurkan beras bantuan pangan tahap ketiga dari program cadangan pangan pemerintah tahun 2023 di aula Kelurahan Bandungrejosari, Kota Malang, Jawa Timur, Senin (5/6/2023). Bantuan beras dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) tersebut disalurkan kepada 24.063 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di lima kecamatan di kota Malang yang masing-masing menerima beras 10 kilogram kualitas medium. SURYA/PURWANTO
Relawan menyalurkan beras bantuan pangan tahap ketiga dari program cadangan pangan pemerintah tahun 2023 di aula Kelurahan Bandungrejosari, Kota Malang, Jawa Timur, Senin (5/6/2023). (SURYA/PURWANTO)

Baca juga: Bapanas Pastikan Stok Beras Indonesia Aman Meski India Setop Ekspor Akibat Gagal Panen

Peristiwa siklus cuaca ini, didorong oleh air yang lebih hangat di Samudra Pasifik, cenderung membuat Asia lebih panas dan lebih kering.

Kondisi itu buruk untuk beras, yang tumbuh subur dalam kondisi basah.

Kondisi tersebut, ditambah keanehan cuaca terkait perubahan iklim yang lebih luas, mendorong Modi untuk melindungi cadangan makanan dalam negeri.

Namun jika semuanya berjalan baik, dengan hujan monsun musim panas yang teratur dan panen musim gugur yang baik, Modi akan melonggarkan pembatasan ekspor pada akhir November, prediksi Khan.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved