Senin, 6 Oktober 2025

Upaya evakuasi delapan pekerja yang terjebak di dalam lubang tambang Banyumas 'terkendala air keruh'

Sebanyak delapan pekerja tambang tradisional terjebak di dalam lubang tambang emas di areal persawahan di Desa Pancurendang, Kecamatan…

Tidak ada helm, pakaian khusus atau alas kaki seperti sepatu.

“Kalau saya masuk ke dalam tambang ya pakai kaos gini saja. Saya juga tidak pakai sepatu.

"Jika mengenakan sepatu malah repot. Jadi ya begini saja. Saat turun ke bawah juga tidak ada tali pengaman, turun lewat tangga,”ujarnya.

Bahkan, lanjut Agus, di dalam perut bumi di Pancurendang itu, ada semacam goa besar yang bisa untuk parkir beberapa mobil.

“Luasannya kisaran 10 x 10 meter di dalam. Jadi seperti goa. Itu sengaja dilubangi, karena memang mengikuti urat emas yang ada,”katanya.

Penambang lainnya, Nino (40) mengaku pernah mengalami "mati lampu pada kedalaman 90 meter".

“Pada saat itu, paniknya luar biasa. Namun, karena penambang, maka risiko semacam itu harus dihadapi.

"Waktu itu saya tidak sendiri, ada beberapa penambang lainnya.

"Untungnya masih bisa sampai luar lagi, meski naiknya harus memakan waktu sampai 30 meter,” jelasnya.

Dikatakan Nino, berdasarkan pengalamannya, air di dalam tanah itu paling di atas 25 meter dan setelahnya akan kering.

“Kalau situasi yang terjadi sekarang, sepertinya ada air dari tempat lain, sehingga menutup lubang atau jalan turun ke lokasi tambang,”katanya.

Nino menambahkan para penambang ada yang dijuluki “Raja Tikus”.

Dia bertugas untuk menelusuri urat emas yang ada. Yang dia lakukan adalah membuat lubang kecil paling dengan diameter maksimal satu meter.

“Mereka masuk ke lubang-lubang kecil itu untuk menelusuri urat emas. Baru nanti di belakangnya ada tim yang menggali. Tetapi, “Raja Tikus” itu biasanya orang-orang Jawa Barat. Kalau orang sini tidak berani,” jelasnya.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved