Sabtu, 4 Oktober 2025

Suhu panas: Mengapa gelombang panas 'menakutkan' disebut PBB telah memasuki 'normal baru'?

Suhu ekstrem yang melanda dunia pada pekan ini merupakan situasi 'normal baru' di dunia yang dihangatkan oleh perubahan iklim, kata…

Badan Energi Internasional telah mengatakan bahwa tidak akan ada proyek minyak, gas, atau batu bara baru jika pemerintah serius menangani perubahan iklim.

Para ilmuwan mengatakan bahwa Eropa khususnya memanas lebih cepat daripada prediksi banyak model iklim.

Menggunakan analisa komputer, pemodelan iklim itu dapat membandingkan dunia yang terkena dampak perubahan iklim dengan dunia tanpa dampak pemanasan global.

"Ada perasaan bahwa ini di luar kendali. Kami memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengetahui dengan tepat apa yang terjadi," jelas Prof. Cloke.

Sejumlah negara tetap tidak siap menghadapi kenyataan panas yang berlebihan, jelas Julie Arrighi, Direktur Pusat Iklim Red Cross Red Crescent.

"Jika kita tidak siap menghadapi panasnya hari ini, kita pasti tidak siap menghadapi panas esok hari. Risikonya semakin meningkat," katanya.

Di Yunani, 1.200 anak dievakuasi dari kamp liburan saat kebakaran hutan terjadi. Api melalap rumah-rumah di pulau La Palma di Spanyol selama akhir pekan.

Di Phoenix, suhu Arizona di atas 43C bertahan selama 18 hari. Kota ini telah membagikan air dan handuk pendingin, serta membuka pusat istirahat untuk membantu warga dalam mengatasi paparan suhu panas.

"Gelombang panas ini menakutkan... Kami tahu ini akan sangat mematikan," kata Prof. Hannah Cloke dari University of Reading, Inggris, kepada BBC.

Dia mengatakan lebih dari 61.000 orang diperkirakan meninggal akibat panas di Eropa tahun lalu, dan tahun ini jumlahnya akan sama.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved