Jumat, 3 Oktober 2025

Apa Itu Grup Wagner? Tentara Bayaran yang Dikepalai Yevgeny Prigozhin

Berikut profil Grup Wagner, tentara bayaran swasta yang dikepalai Yevgeny Prigozhin. Berperang bersama tentara Rusia di Ukraina.

Penulis: Nurkhasanah
Editor: Nuryanti
Olga MALTSEVA / AFP
Pengunjung mengenakan kamuflase militer berpose di pintu masuk 'Pusat PMC Wagner', terkait dengan pendiri kelompok militer swasta (PMC) Wagner Yevgeny Prigozhin, selama pembukaan resmi blok kantor pada Hari Persatuan Nasional, di Saint Petersburg, pada 4 November 2022. Berikut profil Grup Wagner, tentara bayaran swasta yang dikepalai Yevgeny Prigozhin. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak profil mengenai Grup Wagner dalam artikel ini.

Mengutip BBC, Grup Wagner adalah tentara bayaran swasta yang telah berperang bersama tentara Rusia di Ukraina.

Secara resmi, Grup Wagner disebut Private Military Company (PMC) Wagner.

Grup Wagner pertama kali diidentifikasi pada tahun 2014 saat mendukung pasukan separatis pro-Rusia di Ukraina timur.

Saat itu grup Wagner merupakan organisasi rahasia yang menjalankan sebagian besar operasinya di Afrika dan Timur Tengah. 

Pada operasi tersebut, Grup Wagner hanya memiliki kurang lebih 5.000 pejuang dari veteran resimen elit dan pasukan khusus Rusia.

Baca juga: Siapa Yevgeny Prigozhin? Bos Wagner dan Eks Koki Putin, Ingin Kudeta Menhan Rusia Sergei Shoigu

Sejak itu, PMC Wagner berkembang pesat.

Pada bulan Januari 2023, Kementerian Pertahanan Inggris mengungkapkan bahwa Grup Wagner mempunyai 50.000 pejuang di Ukraina.

Lebih lanjut, Grup Wagner dikatakan mulai merekrut pasukan dalam jumlah besar pada tahun 2022. 

Rekrutmen besar-besaran tersebut dilakukan karena Rusia kesulitan menemukan orang untuk tentara reguler.

Pada awal tahun 2023, Dewan Keamanan Nasional AS menginformasikan bahwa sekitar 80 persen pasukan Wagner di Ukraina telah ditarik dari penjara.

Meski Grup Wagner merupakan tentara bayaran ilegal di Rusia, akan tetapi kelompok ini terdaftar sebagai perusahaan pada tahun 2022 dan memiliki markas baru di St Petersburg.

Grup Wagner sangat terlibat dalam perebutan Rusia atas Kota Bakhmut di Ukraina bagian timur.

Di samping itu, investigasi BBC pada Grup Wagner menyoroti dugaan adanya keterlibatan mantan perwira militer Rusia, Dmitri Utkin.

Dmitri Utkin merupakan seorang veteran perang Rusia di Chechnya, ia dianggap sebagai komandan lapangan pertama Wagner yang menamai grup tersebut dengan nama panggilan dirinya.

Saat ini, Grup Wagner dikepalai oleh Yevgeny Prigozhin, seorang pengusaha kaya yang dijuluki "koki Putin" karena menyediakan katering untuk Kremlin.

Baca juga: Presiden Belarusia Klaim Gagalkan Kudeta, Pemberontak Akan Beraksi Saat Wagner Bikin Kacau

Selain di Ukraina, Grup Wagner telah beroperasi di beberapa negara lain.

Sejak tahun 2015, tentara bayaran Grup Wagner telah beroperasi di Suriah untuk melakukan perang bersama pasukan pro-pemerintah dan menjaga ladang minyak.

Terdapat pula tentara bayaran Grup Wagner yang berada di Libya untuk mendukung pasukan yang setia kepada Jenderal Khalifa Haftar.

Republik Afrika Tengah (CAR) juga mengundang Grup Wagner untuk menjaga tambang intan.

Tentara bayaran ini kemungkinan juga akan menjaga tambang emas di Sudan.

Lebih lanjut, Pemerintah Mali di Afrika Barat menggunakan Grup Wagner untuk melawan kelompok militan Islam.

Prigozhin kemungkinan mendapatkan uang dari operasi yang dilakukan Grup Wagner tersebut.

Baca juga: Joe Biden: AS dan NATO Tidak Terlibat dalam Pemberontakan Wagner di Rusia

Tentara bayaran Grup Wagner diduga telah melakukan berbagai bentuk kejahatan terhadap warga sipil.

Di antaranya, tiga tentara bayaran Grup Wagner dituduh oleh jaksa Ukraina telah membunuh dan menyiksa warga sipil di dekat Kyiv pada April 2022.

Tindakan itu diduga dilakukan anggota Grup Wagner bersama pasukan reguler Rusia.

Intelijen Jerman juga mengungkapkan kemungkinan bahwa tentara bayaran Wagner  telah membantai warga sipil di Bucha pada Maret 2022.

Selanjutnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Prancis juga menuduh anggota Wagner melakukan pemerkosaan dan perampokan terhadap warga sipil di Republik Afrika Tengah.

Pada tahun 2020, militer Amerika Serikat menuduh tentara bayaran Grup Wagner telah menanam ranjau darat dan alat peledak rakitan di dalam dan sekitar ibu kota Libya, Tripoli.

(Tribunnews.com/Nurkhasanah)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved