Sabtu, 4 Oktober 2025

Pemuda Palestina: 'Kami sudah hilang harapan pada solusi politik'

Para milenial di Palestina merasa pemimpin politik mereka telah mengecewakan mereka, menurut data survei yang diperoleh secara eksklusif…

"Saya tidak diakui sebagai bagian dari sistem Palestina di Tepi Barat," lanjut Majid. "Saya tidak bisa memilih [dalam pemilihan Palestina]. Sebenarnya, menurut hukum Israel, saya bahkan tidak seharusnya berada di sini [di Ramallah]."

Hukum Israel melarang warganya bepergian ke wilayah Palestina di Tepi Barat karena alasan keamanan.

Tanpa hak suara dalam proses politik Palestina, Majd juga tidak percaya pada solusi dua negara.

“Solusi dua negara sesungguhnya adalah mayat suatu proyek politik yang biasanya digunakan sebagai dalih untuk keberlanjutan penindasan terhadap rakyat Palestina,” ujarnya.

“Ini bukan tentang negara, kalau Anda tanya saya. Bocah lima tahun bisa lihat peta dan mengatakan pada Anda ini tidak berhasil.”

Masa depan solusi dua negara dipertanyakan bila generasi dengan pertaruhan terbanyak semakin menolaknya sebagai pilihan yang layak.

Saya bertanya kepada Majd apa yang bisa dia bayangkan akan terjadi.

"Sudah sangat lama saya mendukung solusi 'satu negara demokratis' [yang mencakup Israel dan wilayah Palestina]," katanya.

"Setidaknya selama satu dekade terakhir, ada begitu banyak upaya untuk menyuarakan ketidakpuasan kami dengan bentuk pemerintahan saat ini, yang telah sepenuhnya ditekan.

"Saya dapat mengatakan dengan sepenuh hati, Otoritas Palestina tidak hanya mewakili suara generasi saya, tetapi juga orang-orang Palestina pada umumnya."

Otoritas Palestina tidak menanggapi permintaan untuk menjawab isu-isu yang diangkat dalam artikel ini.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved