Sabtu, 4 Oktober 2025

Taliban hancurkan ladang opium dalam perang melawan narkoba

Para pemimpin Afghanistan menindaklanjuti perintah untuk menghentikan budidaya opium, namun banyak petani sekarang kehilangan banyak…

Kami menemui petani Niamatullah Dilsoz di Distrik Marjah - selatan ibu kota Helmand, Lashkar Gah - saat dia sedang memanen gandum. Tahun lalu, dia menanam opium di ladang yang sama. Dia mengatakan para petani di Helmand, kubu Taliban, telah mematuhi larangan tersebut.

"Beberapa petani mencoba menanam opium di halaman mereka secara sembunyi-sembunyi di balik tembok, tapi Taliban menemukan dan menghancurkan ladang-ladang itu," kata Nialamullah.

Ladang itu sepi, hanya ada suara batang gandum yang dipotong dan kicau burung. Selama perang, tempat itu menjadi garis depan. Helmand adalah tempat pasukan Inggris membangun pangkalan dan tempat mereka menjalani beberapa pertempuran paling sengit mereka.

Niamatullah berusia awal 20-an tahun. Ini pertama kalinya dalam hidupnya dia tidak takut dihantam bom saat keluar rumah.

Tapi bagi orang-orang yang hidupnya sudah sulit akibat perang berkepanjangan, larangan opium telah memukul telak keuangan mereka. Apalagi ia datang saat keruntuhan ekonomi yang telah menyebabkan kemiskinan hampir universal di Afghanistan. Dua pertiga dari populasi tidak tahu dari mana makanan mereka berikutnya akan datang.

"Kami sangat kesal. Gandum menghasilkan kurang dari seperempat dari apa yang biasa kita dapatkan dari opium," katanya. "Saya tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga saya. Saya harus mengambil pinjaman. Kami sudah sangat kelaparan dan belum mendapat bantuan dari pemerintah."

Kami bertanya kepada Zabiullah Mujahid, juru bicara utama pemerintah Taliban, apa yang dilakukan pemerintahnya untuk membantu rakyat.

"Kami tahu rakyat sangat miskin dan mereka menderita. Tapi mudarat opium lebih besar daripada manfaatnya. Empat juta dari populasi 37 juta warga kami menderita kecanduan narkoba.

Itu angka yang besar," katanya. "Perihal sumber mata pencaharian lain, kami ingin masyarakat internasional membantu warga Afghanistan yang merugi."

Dia menolak pernyataan PBB, AS dan pemerintah negara lainnya bahwa opium pernah jadi sumber pendapatan utama Taliban ketika mereka berperang melawan pasukan Barat dan rezim Afghanistan sebelumnya.

Kami bertanya, bagaimana mereka bisa mengharapkan organisasi internasional untuk membantu, ketika pemerintah Taliban sendiri telah mengganggu operasi dan pendanaan mereka dengan melarang perempuan bekerja untuk semua LSM?

Baca juga:

"Komunitas internasional semestinya tidak menghubung-hubungkan isu kemanusiaan dengan urusan politik," jawab Mujahid.

"Opium tidak hanya merugikan Afghanistan, seluruh dunia terpengaruh olehnya. Kalau dunia dapat diselamatkan dari kejahatan besar ini, maka wajar bila rakyat Afghan mendapatkan bantuan sebagai imbalannya."

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved